DISCLAIMER : ** Kesaksian berikut tidak dimaksud sebagai jaminan bahwa hasil terapi akan sama pada setiap orang, karena setiap kasus bersifat unik dan spesifik, tergantung dari kesediaan berubah ybs. dan seberapa cepat akar masalah ditemukan!
ALI, Karyawan Swasta
Terimakasih pak Isywara, terima kasih SERVO Clinic.
Saya saat ini sudah bersih dan bahagia dengan istri dan keluarga saya.
Saya dulu adalah seorang homoseksual yang tidak pernah terlintas sedikitpun dipikiran saya untuk mencintai wanita. Sejak remaja saya sudah menyukai laki-laki dan dalam pikiran saya selalu ingin di masa depan saya hidup berdua dengan laki laki, bahkan di umur 25 tahun saya sudah coming out kepada keluarga saya dan orang-orang terdekat saya, bahwa saya homoseksual dan diumur itu pula saya menemukan pasangan laki-laki saya dan hidup bersama satu rumah. Dia laki-laki impian saya dan kehidupan bersama laki-laki yang selalu saya inginkan sejak remaja. Bagaimana rasanya mendapatkan impian saya? Bahagia dan gemuruh sekaligus.
Setelah saya renungkan di setiap detik bersamanya, ternyata kebahagiaan saya itu hanyalah nafsu namun jiwa dan hati saya selalu gemuruh, selalu tidak tenang, selalu merasa tidak pas. Maka saya mencari apa yang sebenarnya pas, apa yang sebenarnya Tuhan mau kepada semua manusia, kepada saya. Apa sesungguhnya sistem hidup yang benar, sedangkan wanita jelas bukan untuk saya. Saya selalu berusaha mencari apa yang ada dan apa yang tidak ada dalam hubungan antara Laki-Laki dengan Laki-Laki dan Laki-laki dengan Wanita. Semua hal bisa disamakan dan bisa dilogikakan. Semua hal yang belum ada di hubungan laki-laki dan laki-laki, selalu saya usahakan untuk dapat dilengkapi, dapat diusahakan agar terpenuhi.
Namun satu hal yang tidak dapat dipenuhi dihubungan laki-laki dengan laki-laki adalah hukum Tuhan, sistem yang mengatur mengenai kewajiban pasangan dalam berumah-tangga dalam agama, tidak dapat dipaksakan dalam hubungan sejenis. Hubungan sejenis selamanya sangat berbeda dengan hubungan suami-istri yang diridhoi Tuhan.
Akhirnya iseng berandai-andai, membuka pikiran saya mengenai kemungkinan-kemungkinan. Saya membuka pikiran saya bahwa “apabila, apabila ya Allah, ada peluang di dunia ini agar saya bisa bahagia lahir batin dengan mencintai wanita dan rasanya sama dengan yang saya rasakan sekarang ini ketika saya mencintai pria, maka saya mau membuka pikiran tersebut. Bagi homoseksual seperti saya dulu, hal tersebut sekilas naif, tapi ternyata merupakan langkah penting dalam hidup saya.
Setelah itu setiap ada gemuruh dalam hati saya mengenai kehidupkan rumah tangga sejenis saya, saya selalu mencari artikel ilmiah terkait dengan homoseksualitas, mencari alternatif pemikiran dan mencari jalan alternatif. Saya menemukan bahwa seorang Kinsey yang menciptakan skala Homo-Bisex-Straight, baru menyadari bahwa dia bisa tertarik dengan laki laki, setelah dia mencium muridnya. Dan ternyata banyak orang yang tadinya straight, lalu bisa dengan laki-laki bahkan selanjutnya sepenuhnya dengan laki-laki.
Saya mengambil kesimpulan bahwa SETIAP ORANG BISA MENJADI APAPUN YANG DIA MAU. Homoseksual, Biseksual, dan Heteroseksual, hanyalah label untuk menjelaskan perilaku, dan kita tidak perlu masuk dalam kotak identitas manapun, tidak perlu melabeli dengan label apapun.
Mengapa orang yang dulunya menyukai wanita, lalu beralih ke laki-laki tidak bisa kembali menyukai wanita ? Karena dunia homosexual merupakan dunia gemerlap, sex instant, tanpa biaya, tanpa takut hamil, dan bisa ngeseks bahkan tanpa kenal nama. Mengapa orang yang memiliki kelainan seksual suka dengan anak kecil atau sex dengan binatang sulit sekali disembuhkan ? Karena kekuatan sex itu luar biasa, sex is peace of heaven. It is very strong, selalu menjadi rujukan kita mencari kenikmatan yang sama selanjutnya. It cannot be erased, tapi bisa ditambah, ditimpa dengan pengalaman baru, sex control your mind, control everything.
Saya tiba pada kesimpulan: Saya bukan homoseks, bukan bisex, bukan hetero, saya manusia. Saya bisa menjadi apapun yang saya mau.
DISCLAIMER : **
HENDRI, Pengusaha
Namaku Hendri.
Saya terlahir sebagai anak ke 3 dari 5 bersaudara yang tumbuh tanpa ibu dari umur 6 tahun karena meninggal.
Setelah dewasa saya mulai mengalami hal hal yang ganjil dalam diri terutama rasa suka dan orientasi sex sesama jenis. Padahal saya mengalami jatuh cinta pertama kali adalah kepada wanita.
Rasa itu membuatku tersiksa dan depresi yang berkepanjangan. Saya berjuang sendiri untuk lepas dari masalah ini. Satu kasus dapat saya atasi, muncul lagi kasus yang hampir sama dan berulang kembali.
Akhirnya sampai disatu titik, saya mencoba bantuan hipnoterapi. Setelah melalui beberapa kali terapi, mulailah sumber masalah terungkap, ternyata emosi masa kecil sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita sekarang ini.
Saat ini saya sudah memasuki tahap pemantapan diri sebagai manusia yang menyukai lawan jenis. Semua tergantung kepada seberapa besar kemauan kita untuk berubah.
Saya berharap semua orang dapat berbahagia dan menerima kehidupannya.
DISCLAIMER : **
DISCLAIMER : ** Kesaksian di atas tidak dimaksud sebagai jaminan bahwa hasil terapi akan sama pada setiap orang, karena setiap kasus bersifat unik dan spesifik, tergantung dari kesediaan berubah ybs. dan seberapa cepat akar masalah ditemukan!
Ingin kembali straight? Hubungi S.E.R.V.O® Clinic!