
Tergelitik dengan pertanyaan dr. Ferdinand di milis Hypnosis Indonesia sebagai berikut :
Kasus2 seperti ini sering sekali terjadi pada program2 Camp atau seminar2 yang bertebaran di luaran sana. Peserta merasakan impak yang luar biasa dan sayangnya hanya bertahan beberapa saat saja (hari atau mingguan) kemudian “LIFE BEGINS AS IT USED TO BE”.
Yang saya maksud camp/seminar berbau hypnosis (entah dibungkus motivasional, reprograming, retreat, agama dsb dll dst). Mengapa bisa terjadi demikian?
Hasil akhir dari kondisi2 seperti ini adalah terbentuknya pangsa pasar “SEMINAR/CAMP SHOPER” Mereka pindah dari 1 seminar ke seminar lain dan terus menerus kecanduan mencari2 seminar baru. saking seringnya kadang mereka sebenarnya sudah bisa buat seminar sendiri.
Ada masukan ?
Jawab :
Mengapa impactnya cuma sebentar ?
Menurut saya sama seperti menjawab pertanyaan mengapa seseorang jadi ketagihan pijat ?
Karena jika yang dibutuhkan hanyalah rasa nyaman (induksi ?) setelah mengikuti pelatihan, maka benar ybs. akan merasa nyaman namun hal tersebut tidak menjawab pertanyaan mengapa ybs. memerlukan rasa nyaman = mengapa ybs. merasa gelisah = mengapa ybs. tidak dapat mengatasi persoalan yang muncul.
Saya sering menggunakan istilah siklus uzur yaitu lawan siklus tumbuh yaitu siklus yang membuat seseorang semakin lama semakin tumbuh, positif, terkendali, berani, dst. Namun akibat pengalaman buruk masa lalu / pola asuh yang salah / sugesti negatif yang dipupuk terus menerus maka ada emosi ybs. yang terkunci (baca : fiksasi) sehingga selama emosi yang terkunci tsb. belum dibebaskan maka ybs. akan terus berada di siklus uzur dan terus menerus regresi ke masa lalu.
Akibat selanjutnya ybs. cuma punya dua pilihan yang sama buruk nya. Pilihan pertama apabila ybs. berinteraksi (terpaksa atau tidak) dengan sumber stres misal masalah sekolah, pergaulan, kesehatan, ekonomi, pekerjaan dsb. maka ybs. mudah merasa cemas, gugup, panik, takut dan fobia. Namun jika pilihan kedua ybs. memilih lari dari masalah maka ybs. akan terjebak pada bentuk bentuk kompensasi seperti malas, sedih, kebiasaan buruk, kecanduan, menunda pekerjaan, depresi dsb. yang intinya merupakan tempat sembunyi yang nyaman.
Intervensi obat obatan terhadap kecemasan dengan anti anxietas hanya menekan sumber kecemasan “sementara”, sedang terapi depresi dengan anti depresan / stimulansia hanya menaikkan kegembiraan “sementara”, akibatnya muncul ketergantungan baru terhadap obat obatan.
Seharusnya terapi juga di fokuskan pada hal yang menyebabkan emosi terkunci sehingga diri ybs. memiliki kemampuan (baca : sikap) dalam merespon setiap persoalan yang datang dengan tepat atau dengan kata lain ke AKAR PERMASALAHAN (causa) bukan ke AKIBAT yang ditimbulkan (simptom).
Demikian pula pada tehnik tehnik pemrograman diri yang hanya berfokus pada kemampuan induksi (motivasi, antusiasisme, semangat, hasrat) bersifat sementara karena tidak dapat melampaui mental blocking yang sudah terbentuk lebih awal, kecuali induksi dilakukan secara intens untuk jangka waktu yang lama (21 hari ?) sampai perubahan sikap yang diinginkan mulai mengalami fiksasi pula.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/