Strategi Mengajak Anggota Keluarga Terapi ?

Meskipun kenyataannya bermasalah, tidak ada seorangpun suka ditempatkan di posisi bermasalah (objek).

Saat Anda berfikir anggota keluarga memiliki masalah psikis dan mengajaknya untuk meminta bantuan profesional, secara alami mekanisme pertahanan diri (defense mechanism) ybs. akan menjadi aktif, guna mengurangi kecemasan yang timbul akibat “vonis” dan mengubahnya menjadi perasaan tidak terancam.

Agar tujuan mengajak anggota keluarga mengikuti sesi terapi tercapai, cara paling mudah adalah dengan membalik posisi yaitu menempatkan diri Anda di posisi yang bermasalah sambil meminta ybs. menemani terapi dan katakan “Sepertinya saya deh yang bermasalah, saya ingin mengikuti sesi terapi. Yuk temani saya, barangkali kamu (pasangan/anak) bisa memberi masukan ke terapis kira kira apa yang harus saya lakukan agar berubah!”

Suka atau tidak suka, bisa jadi dalam persepsi ybs. diri kitalah yang bermasalah dan tawaran bijak Anda ini tentunya akan mendorong ybs. dengan sukarela mengungkapkan semua uneg unegnya ke terapis.

Lalu apakah strategi ini tidak beresiko membuat Anda kehilangan rasa hormat dari pasangan atau anak Anda ?

Jawabannya adalah tidak beresiko karena biasanya terapis tau persis, bagaimana menjelaskan posisi Anda kepada pasangan atau anak Anda bahwa tujuan Anda selalu baik, meskipun terkadang dilakukan dengan cara yang kurang pas.

Ingin keluarga berubah ? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Klinik Hypno Terapi ?

Klinik Hypno Terapi adalah klinik yang menggunakan hipnotis sebagai sarana terapi.

Adapun ruang lingkup terapi berhubungan dengan semua hambatan pribadi yang dapat mempengaruhi suasana hati dan produktifitas seseorang seperti : ketakutan, insomnia, panik, marah, sakit hati, malas, bentuk bentuk kecanduan, ejakulasi dini dsb.

Dalam hal ini, hipnotis hanya digunakan sebagai sarana atau pintu masuk menuju ke tabula rasa seseorang, karena kebanyakan masalah emosional tempat terkuncinya ada di dalam perasaan seseorang, baru setelah sampai ke tempat tersebut, cara Anda mempersepsikan persoalan disempurnakan.

Saat ini, sudah banyak klinik hipnoterapi terkenal yang memiliki ijin resmi di Indonesia. Begitu pula dengan terapisnya, banyak yang sudah memiliki sertifikat hipnoterapi. Akibatnya Anda menjadi kesulitan untuk memilih mana klinik hypnotherapy yang baik.

Saran kami, dimanapun klinik hypno terapi yang Anda pilih, pilihlah terapis yang memiliki jam terbang yang tinggi sehingga Anda dapat dibimbing menuju ke tabula rasa dengan cara yang santai , rileks dan menyenangkan. Namun bagaimana cara membedakannya ?

Caranya sangat mudah !  Jika Anda merasa “dipaksa” untuk rileks atau jika pada waktu Anda tanyakan bagaimana cara untuk rileks, tetapi terapis tidak dapat menjelaskannya dengan mudah, maka hampir dipastikan Anda sedang ditangani terapis yunior atau ecek ecek. Bahkan ada lho terapis katrok yang sampai menyalahkan klien karena tidak bisa rileks (Garuk kepala Mode :  ON !).

Hal ini menjadi penting karena berpotensi menimbulkan bias persepsi seolah terapi gagal karena diri Anda tidak bisa rileks / bermasalah, padahal persoalan sesungguhnya justru ada pada si terapis.

Bukankah salah satu tujuan Anda terapi karena ingin menghilangkan kebiasaan tidak bisa rileks tsb. dan bukankah justru hal tersebut menjadi kewajiban terapis untuk menjelaskan atau mengajarkannya kepada Anda ?

Untuk itu Anda tidak perlu menyalahkan diri Anda apalagi sampai kapok mengikuti hipnoterapi. Cukup minta ganti terapis lain yang lebih berpengalaman atau pindah ke klinik lain.

“Kegagalan terapi bukan karena Anda, melainkan pada terapis Anda !”

Ingin bebas stres ? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Mengapa Hasil Pelatihan tidak Permanen ?

Tergelitik dengan pertanyaan dr. Ferdinand di milis Hypnosis Indonesia sebagai berikut :

Kasus2 seperti ini sering sekali terjadi pada program2 Camp atau seminar2 yang bertebaran di luaran sana. Peserta merasakan impak yang luar biasa dan sayangnya hanya bertahan beberapa saat saja (hari atau mingguan) kemudian “LIFE BEGINS AS IT USED TO BE”.

Yang saya maksud camp/seminar berbau hypnosis (entah dibungkus motivasional, reprograming, retreat, agama dsb dll dst). Mengapa bisa terjadi demikian?

Hasil akhir dari kondisi2 seperti ini adalah terbentuknya pangsa pasar “SEMINAR/CAMP SHOPER” Mereka pindah dari 1 seminar ke seminar lain dan terus menerus kecanduan mencari2 seminar baru. saking seringnya kadang mereka sebenarnya sudah bisa buat seminar sendiri.

Ada masukan ?

Jawab :

Mengapa impactnya cuma sebentar ?

Menurut saya sama seperti menjawab pertanyaan mengapa seseorang jadi ketagihan pijat ?

Karena jika yang dibutuhkan hanyalah rasa nyaman (induksi ?) setelah mengikuti pelatihan, maka benar ybs. akan merasa nyaman namun hal tersebut tidak menjawab pertanyaan mengapa ybs. memerlukan rasa nyaman = mengapa ybs. merasa gelisah = mengapa ybs. tidak dapat mengatasi persoalan yang muncul.

Saya sering menggunakan istilah siklus uzur yaitu lawan siklus tumbuh yaitu siklus yang membuat seseorang semakin lama semakin tumbuh, positif, terkendali, berani, dst. Namun akibat pengalaman buruk masa lalu / pola asuh yang salah / sugesti negatif yang dipupuk terus menerus maka ada emosi ybs. yang terkunci (baca : fiksasi) sehingga selama emosi yang terkunci tsb. belum dibebaskan maka ybs. akan terus berada di siklus uzur dan terus menerus regresi ke masa lalu.

Akibat selanjutnya ybs. cuma punya dua pilihan yang sama buruk nya. Pilihan pertama apabila ybs. berinteraksi (terpaksa atau tidak) dengan sumber stres misal masalah sekolah, pergaulan, kesehatan, ekonomi, pekerjaan dsb. maka ybs. mudah merasa cemas, gugup, panik, takut dan fobia. Namun jika pilihan kedua ybs. memilih lari dari masalah maka ybs. akan terjebak pada bentuk bentuk kompensasi seperti malas, sedih, kebiasaan buruk, kecanduan, menunda pekerjaan, depresi dsb. yang intinya merupakan tempat sembunyi yang nyaman.

Intervensi obat obatan terhadap kecemasan dengan anti anxietas hanya menekan sumber kecemasan “sementara”, sedang terapi depresi dengan anti depresan / stimulansia hanya menaikkan kegembiraan “sementara”, akibatnya muncul ketergantungan baru terhadap obat obatan.

Seharusnya terapi juga di fokuskan pada hal yang menyebabkan emosi terkunci sehingga diri ybs. memiliki kemampuan (baca : sikap) dalam merespon setiap persoalan yang datang dengan tepat atau dengan kata lain ke AKAR PERMASALAHAN (causa) bukan ke AKIBAT yang ditimbulkan (simptom).

Demikian pula pada tehnik tehnik pemrograman diri yang hanya berfokus pada kemampuan induksi (motivasi, antusiasisme, semangat, hasrat) bersifat sementara karena tidak dapat melampaui mental blocking yang sudah terbentuk lebih awal, kecuali induksi dilakukan secara intens untuk jangka waktu yang lama (21 hari ?) sampai perubahan sikap yang diinginkan mulai mengalami fiksasi pula.

Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/