Sudah menjadi hukum “normal” bahwa dalam suatu populasi apakah dalam suatu keluarga, karyawan perusahaan ataupun organisasi akan terbagi menjadi tiga kelompok penting yaitu kelompok rata rata dengan persentase yang paling besar, kelompok berprestasi dan kelompok pembuat onar (trouble maker).
Pada kelompok berprestasi biasanya memiliki kecerdasan emosi (EQ) yang tinggi, kompetensi diatas rata rata, memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat serta memiliki kemampuan organisasi dan komunikasi yang baik.
Namun yang tidak kalah penting dan sering menjadi “rem” dalam percepatan kemajuan perusahaan adalah kelompok pembuat onar (trouble maker) atau biasa pula disebut barisan sakit hati. Walau persentase nya sangat kecil tetapi berpotensi mempengaruhi kelompok rata rata yang biasanya juga memiliki kemampuan rata rata.
Dari sudut pandang manajemen diri, para trouble maker termasuk kelompok orang orang yang memiliki kelebihan energi, namun akibat terdapat hambatan psikis (penjara mental) didalam dirinya maka potensi dirinya disalurkan secara salah. Padahal dengan “kenekatan” nya serta kemampuan gerilya mereka masuk pada kalangan “bawah” berpotensi merusak “suasana” kerja yang sudah baik.
Melakukan PHK tidak akan menyelesaikan masalah karena “nyali” mereka biasanya lebih tinggi dari sekedar ancaman PHK, namun bagaimana perusahaan mampu “merangkul” serta memberikan “solusi” bagi mereka sehingga mereka justru berubah menjadi “pahlawan” perusahaan di mata kalangan bawah.
Ingat mereka adalah orang orang yang kelebihan enerji. Sekali Anda berhasil merangkul mereka, maka mereka adalah orang orang yang bersedia bekerja dua kali lebih keras dari kebanyakan karyawan rata rata lainnya.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/