Patricia Patton, seorang konsultan profesional pernah mengatakan :”It took a heart, soul and brains to lead a people ……..” artinya seorang pemimpin haruslah memiliki kecerdasan intelektual dan emosional.
Daniel Goleman membagi tipe tipe kepemimpinan menjadi 6 tipe kepemimpinan yaitu :
1. Visionary, kepemimpinan yang memiliki Visi sehingga mampu membawa staf ketujuan bersama
2. Coaching, kepemimpinan yang memberikan kesempatan pengasuhan ataupun pembelajaran
3. Affiliate, kepemimpinan yang mengedepankan keharmonisan ataupun kerja sama antar fungsi
4. Democratic, kepemimpinan yang menghargai pendapat ataupun sudut pandang orang lain, sekalipun berbeda
5. Pacesetting, kepemimpinan yang mampu memberikan model pencapaian sehingga lebih membumi
6. Commanding, kepemimpinan yang dapat bersikap tegas serta berani mengambil resiko, jika diperlukan
Dalam penerapannya ….kepemimpinan yang baik justru tidak dihasilkan oleh satu macam tipe kepemimpinan tertentu melainkan oleh kemampuan untuk tau “kapan” menggunakan tipe kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang diperlukan.
Semakin terbiasa seorang mengambil posisi play maker, semakin matang gaya kepemimpinannya. Dulu kepemimpinan seseorang terbentuk secara pasif dan alamiah melalui proses panjang. Namun saat ini hal tersebut dapat di konstruksi secara sengaja, apabila diinginkan.
Kepemimpinan bersifat unik, abstrak namun dinamis tergantung dari visi dan misi pribadi, pola interaksi serta kepribadian ybs., itu sebabnya kepemimpinan tidak dapat diukur secara kuantitatif.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/
Di dalam Holy Books (Al Quran, The Bible) manusia diciptakan sebagai pemimpin bumi, so makluk yang namanya manusia punya potensi ‘kepemimpinan’ yg konotasinya sebagaimana dua sisi mata uang ’satu sisi memberdayakan dirinya sisi yang lain adalah indikator kesuksesan aktualisasi kepemimpinannya ‘apakah lingkungannya anak,istri, keluarga, teman, anakbuah, bapakbuah….dengan kata lain lingkungan dengan siapa berinteraksi dan siapa yang menjadi tanggungjawabnya diberdayakan dan berdaya, jika tidak kepemimpinannya atau kepemimpian mereka mandul. Contoh konkrit para pemimpin bangsa ini, berdayakah rakyat yang dipimpin? berdayakah istri, anak,kakak, adik, rakyat kalau dipimpin dengan korupsi beras, misalnya.
Manusia, physically and psychologically diciptakan Tuhan bermuatan teknologi yang canggih, coba bayangkan, kalau tangan manusia satu, atau dua tapi masing-masing berjari kurang atau lebih dari lima, dan bayangkan kalau tidak punya rasa sakit atau hanya punya rasa sakit, punya rasa sayang tanpa rasa yang lainnya……masih banyak contoh panjang yang mendukung ‘betapa manusia bermuatan dan hasil karya teknologi canggih.
Namun demikian produk yang canggih perlu di proses agar bermanfaat bagi produk itu sendiri dan lingkungannya, bagaimana memprosesnya? Manusia harus berusaha ‘membaca’ agar mempunyai ilmu untuk mempertajam atau mendayatumbuhkan potensi keilmuan yang ada di dalam dirinya ‘keep longlife learning’.
Yang kedua manusia dengan informasi yang berkualitas dan punya daya guna dan juga daya kelola dari hasil ‘membaca’ harus saling berbagi agar bersinergi melalui interaksi sosial yang benar, yang bisa saling menguatkan, dan tanpa henti alias terus berproses untuk mengaktualisasikan kemanusiaannya, dengan kata lain terus berproses memanusiakan manusia baik dirinya sekaligus juga lingkungannya. Untuk semua ini manusia harus punya semangat tinggi, kegairahan yang tinggi, ’self drive spirit’ untuk meningkatkan dan mendayagunakan ‘ilmu’ dan ‘emosi hasil qualitas interaksinya’ dengan persistence.
Cukupkah? tergantung manusia, yang akan menjadi perilaku yang bernilai ‘kepemimpinan’ sebagaimana tujuan penciptaan manusia ‘tidak kuciptakan manusia selain untuk memimpin di bumi’.
Balutlah semua pemrosesan ‘manusia’ dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya sebagaiman firmanNya sehingga manusia mempunyai ‘value in use process’ dan kalau tidak dibalut dengan ini jangan mengkambing hitamkan siapapun atau bahkan Tuhannya kalau manusia hanya sekedar produk yang bermuatan canggih tapi tidak layak pakai melebihi makhluk lainnya yang tidak secanggih manusia.
Mohon pencerahan…
Bagaimana strategi pembelajaran sistem kepemimpinan yang dimulai dari bawah..
Mulailah dari sekarang menggeser posisi diri dari objek (korban/bawahan/ yunior) menjadi subjek (pembelajar/inisiator/pendukung sistem) terhadap semua aspek bidang pekerjaan.