Mendefinisikan permasalahan mungkin kedengarannya cukup mudah, tetapi bagaimana jika setiap anggota keluarga mempersepsikannya secara berbeda beda ?
Pastikan semua orang menyuarakan pendapat mereka, masing masing bergiliran mendefinisikan permasalahan menurut versi mereka. Lalu cobalah bekerja sama untuk menghasilkan suatu definisi permasalahan yang mewakili sudut pandang semua orang.
Jika Anda tidak bisa mencapai kesepakatan, ajukan bahwa Anda bersedia untuk tidak sepakat. yang telah Anda sepakati adalah bahwa ada lebih dari satu masalah yang harus dibahas.
Sabrina misalnya, adalah remaja berusia enam belas tahun yang orang tuanya merasa bahwa ia tidak bersedia membantu di rumah. Baik ayah maupun ibunya bekerja penuh waktu, tetapi mereka masih bisa mengerjakan tugas tugas rumah tangga.
Di lain pihak, Sabrina tidak mau membantu dan tidak mau menuruti permintaan orang tuanya. Ia mengeluh bahwa bebannya di sekolah sudah berat dan merasa bosan dengtan omelan ibunya agar ia megerjakan tugas tugasnya setelah pekerjaan sekolah.
Agar masalah ini dapat dinegosiasikan dengan sukses, baik Sabrina maupun orang tuanya perlu menyuarakan bahwa masing masing pihak memahami perasaan yang lain. Pada awal negosiasi orang tua Sabrina mengakui pada diri mereka sendiri bahwa mereka mengerti ia merasa terbebani oleh pekerjaan sekolahnya dan kesal dengan omelan ibunya.
Dan akhirnya Sabrina membiarkan orang tuanya tahu bahwa ia sadar betapa keras mereka bekerja dan menyadari bahwa mereka membutuhkan bantuannya.
Setelah langkah ini, sebagian rasa marah dan ketegangan itu melumer dan ketika anggota keluarga itu dapat sepakat bahwa permasalahan yang nyata adalah untuk mendefinisikan beban kerja yang dapat diterima oleh Sabrina.
Sumber : Dr. Neil I. Bernstein, Bagaimana Cara Membuat Anak Remaja Anda Terhindar dari Masalah dan Apa yang Harus Anda Lakukan Saat Usaha itu Gagal, 2006.
Ingin cepat berubah ? KLIK > https://servo.clinic/alamat/