Ada banyak jenis ramalan nasib yang kita kenal seperti ramalan bintang, membaca garis tangan, penggunaan kartu, penggunaan hari dan tanggal lahir, melihat aura dll.
Secara umum ada dua hal yang biasa diramal oleh seorang peramal yaitu tentang ramalan buruk ataupun ramalan baik.
Biasanya, ramalan yang buruk tidak digunakan untuk meramal nasib seseorang secara langsung, melainkan untuk konsumsi media sehingga bisa meningkatkan “nilai jual” sang peramal dimata klien yang mempercayainya. Sedang ramalan yang baik baru digunakan untuk klien yang “kepo” dan bersedia membayar mahal untuk disenangkan hatinya.
Lalu apakah sang peramal berani menjamin hasil ramalannya pasti benar ?
Hampir dipastikan sang peramal tidak berani menjamin dengan alasan tidak ingin mendahului kehendak Tuhan, lagi pula jika hasilnya sudah pasti, bukankah tidak lagi dapat disebut sebagai sebuah ramalan ?
Jadi kecenderungan manusia hanya melihat apa yang ingin dilihat, hanya mendengar apa yang ingin didengar dan hanya merasakan apa yang ingin dirasakan yang dimanfaatkan peramal untuk menimbulkan rasa nyaman.
Padahal keputusan seseorang untuk mempercayai sebuah ramalan tidak hanya merupakan hal yang sia sia, melainkan juga membuka jebakan bawah sadar karena ybs. menjadi rentan (baca : menjadi objek) terhadap informasi yang negatif.
Masih ingin percaya ramalan ? KLIK > https://servo.clinic/alamat/