Dorongan Melakukan KDRT hingga Tewas: Sebuah Analisis Psikologis dan Solusi

🔍 Pendahuluan

Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang berujung pada kematian kerap terjadi di berbagai lapisan masyarakat. Salah satu contoh nyata adalah kasus yang baru-baru ini terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro (Kabiro) Umum Sekretariat Daerah (Setda) NTT, Erik Benediktus Mella, ditangkap polisi karena diduga menganiaya istrinya, Linda Maria Bernadine Brand, hingga tewas di kamar mandi rumah mereka.

KDRT bukan sekadar tindakan fisik, tetapi sering kali berakar dari gangguan psikologis yang mendalam. Artikel ini akan menguraikan penyebab, modus, dampak, risiko, serta contoh kasus KDRT serta solusi pemulihan bagi korban dan pelaku.


🧠 Perspektif Psikologi

Dari sudut pandang psikologi, dorongan untuk melakukan KDRT bisa berasal dari beberapa faktor, di antaranya:

  • Gangguan Emosi dan Mental: Individu dengan gangguan kontrol impuls, kecemasan ekstrem, depresi, atau gangguan kepribadian lebih rentan melakukan kekerasan.
  • Mekanisme Pelampiasan: Beberapa pelaku menjadikan pasangan sebagai objek pelampiasan stres, rasa marah, atau kekecewaan dalam hidup mereka.
  • Pola Asuh yang Buruk: Seseorang yang tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan lebih berpotensi mengulangi siklus tersebut dalam rumah tangga mereka.
  • Ketergantungan Alkohol atau Narkoba: Penyalahgunaan zat dapat meningkatkan agresi dan menurunkan kontrol diri.
  • Kecemburuan dan Rasa Kepemilikan Berlebihan: Beberapa pelaku memiliki pola pikir posesif yang berujung pada tindakan kekerasan jika pasangan mereka dianggap melanggar “aturan” yang dibuatnya.

🔎 Penyebab dan Modus KDRT

Tindakan KDRT yang menyebabkan kematian umumnya terjadi dalam beberapa skenario:

  • Percekcokan yang Berujung Fatal: Konflik rumah tangga yang semakin memanas hingga akhirnya berujung kekerasan fisik.
  • Kekerasan Berulang yang Meningkat Intensitasnya: Pelaku yang terbiasa melakukan kekerasan dapat meningkatkan derajat kekerasannya hingga membahayakan nyawa korban.
  • Serangan Emosi Mendadak: Beberapa kasus terjadi akibat ledakan emosi mendadak yang tidak dapat dikendalikan.
  • Penggunaan Senjata atau Alat Bantu: Beberapa kasus melibatkan benda tumpul, senjata tajam, atau alat lainnya yang digunakan untuk melukai korban.

💥 Dampak dan Risiko

🔴 Dampak Psikologis pada Korban

  • Trauma berkepanjangan dan gangguan kecemasan
  • PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder)
  • Hilangnya rasa percaya diri dan ketakutan terhadap hubungan baru
  • Depresi berat hingga pemikiran untuk bunuh diri

⚠️ Dampak pada Pelaku

  • Hukuman pidana yang berat
  • Gangguan emosional dan psikologis yang tidak tertangani
  • Kehancuran keluarga dan kehidupan sosial

🛑 Risiko Sosial

  • Isolasi sosial dan stigma masyarakat
  • Pengaruh negatif terhadap anak-anak yang menyaksikan KDRT
  • Siklus kekerasan yang bisa berlanjut ke generasi berikutnya

📌 Contoh Kasus Nyata

📰 Kasus Erik Benediktus Mella
Pada Rabu (19/3/2025), Erik Benediktus Mella ditangkap oleh Polresta Kupang Kota setelah diduga menganiaya istrinya hingga tewas di kamar mandi rumah mereka. Kasus ini menarik perhatian karena penyelidikan terhadapnya berlangsung selama bertahun-tahun sebelum akhirnya polisi mendapatkan bukti kuat. Erik mengklaim istrinya meninggal karena serangan jantung, tetapi hasil autopsi menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan fisik.


🛠️ Solusi: Terapi dan Pemulihan di S.E.R.V.O® Clinic

S.E.R.V.O® Clinic adalah klinik spesialis yang menangani trauma psikologis akibat kekerasan dalam rumah tangga, baik bagi korban maupun pelaku yang ingin menghentikan pola kekerasan mereka.

🔹 Terapi untuk Korban KDRT

Korban yang mengalami trauma akibat KDRT bisa mendapatkan terapi pemulihan psikologis berbasis Hipnoterapi Modern, NLP, Visualisasi Kreatif, dan Psikoterapi untuk:

  • Menghilangkan trauma dan ketakutan
  • Meningkatkan kepercayaan diri dan keberanian untuk bangkit kembali
  • Membantu mengelola stres dan kecemasan akibat kejadian traumatis

🔹 Terapi untuk Pelaku KDRT

Pelaku KDRT yang ingin berubah juga dapat menjalani terapi untuk:

  • Mengendalikan emosi dan impuls agresif
  • Menyadari akar permasalahan dan memperbaiki pola pikir
  • Mengembangkan mekanisme coping yang lebih sehat

🏆 Mengapa Memilih S.E.R.V.O® Clinic?

✅ Berbasis ilmiah dan tanpa obat
✅ Profesional dan berpengalaman sejak 2005
✅ Metode terapi yang terbukti efektif
✅ Bisa terapi jarak jauh atau via video call


🌿 Penutup

Kekerasan dalam rumah tangga bukan hanya masalah domestik, tetapi juga merupakan masalah psikologis dan sosial yang serius. Jika Anda adalah korban atau memiliki dorongan melakukan KDRT, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Dengan terapi yang tepat, baik korban maupun pelaku bisa mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki hidup dan menghentikan siklus kekerasan.

📍 Hubungi S.E.R.V.O® Clinic sekarang untuk mendapatkan solusi terbaik bagi Anda dan keluarga.

Mengatasi dorongan melakukan KDRT? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Tinggalkan komentar