“Maaf, Aku Geli…”: Saat Rasa Jijik Terlalu Menguasai Hidup 💔🧠

Pernah merasa sangat tidak nyaman hanya karena melihat sesuatu yang sebenarnya biasa saja?
Atau pernahkah Anda menghindari tempat, orang, atau situasi tertentu karena perasaan jijik yang begitu kuat—sampai rasanya tidak masuk akal, tapi juga tak bisa dikendalikan? 🤢

Mungkin Anda tahu bahwa itu tampak “berlebihan”. Tapi tetap saja, tubuh bereaksi. Tiba-tiba mual, keringat dingin, napas sesak, bahkan bisa jadi tak bisa tidur semalaman karena bayangan itu masih tersisa. Ini bukan sekadar soal geli, kotor, atau nggak nyaman. Ini bisa menjadi sinyal bahwa ada tekanan psikologis yang belum tersentuh.


Rasa Jijik yang Berlebihan Itu Nyata, dan Anda Tidak Sendirian 🤝

Gampang merasa jijik bisa menjadi bagian dari sensitivitas emosi atau respons bawah sadar yang dibentuk oleh pengalaman masa lalu—baik yang traumatis, tidak disadari, atau berulang. Sensasi ini seringkali muncul dari hal-hal kecil: rambut di makanan, tekstur tertentu, bau tubuh orang lain, bahkan ekspresi wajah seseorang.

Sementara orang lain bisa bersikap biasa saja, bagi Anda rasanya seperti alarm darurat menyala.
💡 Ini bukan soal manja atau sok higienis. Ini tentang respon mental dan emosional yang sangat sensitif terhadap “ancaman” atau ketidakteraturan—bahkan bila itu tak tampak jelas di permukaan.

Perasaan ini bisa tumbuh diam-diam bersama kecemasan, overthinking, rasa malu, atau takut dinilai aneh. Dan ketika dibiarkan, ia bisa menjelma menjadi bentuk psikosomatis: perut melilit tanpa sebab, jantung berdebar saat melihat hal sepele, atau bahkan gangguan tidur karena otak tidak berhenti memutar ulang “gambar menjijikkan” yang sulit hilang.


Dampaknya Bisa Lebih Luas dari yang Anda Kira 🔍

➡️ Dalam hubungan keluarga, perasaan jijik yang berlebihan bisa membuat seseorang sulit dekat dengan orang tua, pasangan, bahkan anak. Ada jarak emosional dan fisik yang muncul, bukan karena tidak sayang—tapi karena tubuh seperti menolak kedekatan itu.

➡️ Di lingkungan kerja, mungkin Anda jadi menghindari tugas tertentu, ruang tertentu, atau bahkan kolega tertentu hanya karena merasa tidak nyaman secara ekstrem. Ini bisa menimbulkan salah paham, dianggap “nggak kooperatif”, atau justru dicap tidak profesional.

➡️ Dalam pergaulan sosial, respons berlebihan terhadap hal-hal kecil bisa disalahartikan sebagai “sombong”, “judgmental”, atau “gampangan ilfeel”. Padahal Anda sendiri merasa lelah, karena Anda tak tahu bagaimana cara menjelaskan kondisi ini dengan kata-kata yang dimengerti orang lain.

Dalam beberapa kasus ekstrem, perasaan jijik bisa berkembang menjadi perilaku menghindar secara obsesif (avoidance disorder) atau bahkan konflik hukum—misalnya ketika seseorang dikira menghina karena menunjukkan ekspresi jijik dalam situasi sosial yang sensitif. ⚠️


Saatnya Merenung: Apakah Rasa Jijik Ini Membantu, atau Menyiksa? 💬

Tidak semua rasa jijik itu buruk. Dalam batas wajar, itu adalah sistem pertahanan alami kita terhadap potensi bahaya. Tapi bila rasa jijik menjadi dominan, mengganggu relasi, produktivitas, dan kebahagiaan, maka ini bukan sekadar “soal selera”—ini soal kesehatan mental yang perlu diperhatikan. 🧠

Pertanyaannya:
Apakah perasaan jijik ini membuat saya merasa lebih aman, atau justru lebih terpenjara?
Apakah saya menghindari sesuatu karena memang buruk, atau karena luka dalam diri saya belum selesai?


Jangan Hadapi Sendiri. Profesional Siap Membantu Anda 🌿

Kabar baiknya: Anda tidak harus terus hidup dalam tekanan ini. Bantuan profesional bisa membantu Anda memahami akar dari sensitivitas berlebih ini, membongkar trauma atau pemicu yang tersembunyi, dan membimbing Anda membangun respon baru yang lebih tenang, rasional, dan sehat.

Salah satu tempat terpercaya untuk memulai penyembuhan adalah S.E.R.V.O® Clinic. Klinik ini mengkhususkan diri pada masalah pribadi dan psikologis seperti sensitivitas berlebihan, gangguan kecemasan, fobia, overthinking, psikosomatis, hingga trauma yang tak tersadari.

Dengan metode ilmiah tanpa obat seperti Hipnoterapi, NLP, Visualisasi Kreatif, dan pendekatan psikologi modern, Anda tidak hanya diminta “melawan rasa jijik” — Anda akan dibimbing untuk memahami dan menyembuhkan sumbernya. 💡✨


Menjaga Mental adalah Bentuk Cinta Diri yang Sejati ❤️

Rasa jijik yang berlebihan bisa menjadi jerat tak terlihat yang membuat hidup terasa penuh batas dan tekanan. Tapi Anda bisa bebas. Anda bisa hidup lebih nyaman, tanpa terus-menerus merasa “terancam” oleh hal-hal kecil.

🌟 Rawat kesehatan mental Anda. Bukan karena Anda lemah, tapi karena Anda berhak bahagia.
📍 Dan jika Anda siap untuk mulai, S.E.R.V.O® Clinic siap mendampingi perjalanan penyembuhan Anda.


🤢🧠🌿💡❤️ — Setiap orang punya batas kenyamanan. Tapi Anda juga punya pilihan untuk membebaskan diri dari batas yang menyiksa. Dan itu bisa dimulai hari ini.

Tinggalkan komentar