Pembuka: situasi emosional yang relatable
Pernah tidak, niat awal hanya ingin ācek sebentarā berita atau media sosialā¦
Tapi tahu-tahu satu jam berlalu.
Berita buruk datang bertubi-tubi. Konflik, penyakit, kematian, ekonomi, kriminalitas.
Jantung berdebar š, kepala penuh pikiran, lambung terasa perih, mata lelah, tapi tangan seperti tak bisa berhenti scroll.
Di titik itu, banyak orang terdiam dan bertanya dalam hati:
āKenapa aku malah makin gelisah, padahal cuma baca berita?ā
Jika kamu pernah mengalaminya, kamu tidak sendirian š¤
Validasi & normalisasi tekanan mental
Doomscrolling bukan tanda kamu lemah.
Ini adalah respons manusiawi terhadap dunia yang terasa tidak aman dan tidak pasti.
Otak manusia secara biologis memang lebih peka terhadap ancaman (negativity bias). Saat ada berita buruk, sistem saraf simpatik aktif ā memicu hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Tubuh bersiap āsiagaā, meski ancamannya hanya di layar.
Jadi kalau kamu mengalami:
- overthinking berulang
- sulit tidur / insomnia š
- nyeri lambung, maag, GERD
- cemas, panik, mudah marah
- rasa malu, takut mati
- jantung berdebar tanpa sebab
- keluhan psikosomatis (badan sakit tanpa sebab medis jelas)
Itu bukan drama. Itu sinyal tubuh dan pikiranmu sedang kelelahan.
Doomscrolling dari sudut psikologi š§
Dalam psikologi, doomscrolling sering berkaitan dengan:
1. Anxiety-driven behavior
Perilaku ini muncul dari kecemasan. Otak berharap: āKalau aku tahu semuanya, aku bisa lebih siap.ā
Padahal yang terjadi justru sebaliknya ā informasi berlebihan membuat pikiran makin tidak terkendali.
2. Mekanisme koping yang keliru
Doomscrolling adalah bentuk maladaptive coping mechanism ā cara bertahan yang justru memperburuk kondisi. Alih-alih menenangkan diri, otak terus dipaksa berada di mode bahaya.
3. Gangguan konsep diri
Paparan berita buruk terus-menerus dapat menumbuhkan keyakinan bawah sadar seperti:
- āDunia tidak amanā
- āAku tidak punya kendaliā
- āHal buruk pasti terjadi padakuā
Ini memperlemah sense of self dan rasa aman internal.
4. Respon psikosomatis (Psychosomatic Disorder)
Tekanan psikis yang kronis sering āturunā ke tubuh:
- asam lambung meningkat
- otot menegang
- detak jantung tidak stabil
- gangguan tidur
Padahal pemeriksaan medis sering kali ānormalā.
Dampak doomscrolling jika dibiarkan ā ļø
Tanpa disadari, efeknya bisa merambat ke banyak aspek hidup:
š¹ Pribadi & kesehatan
- kelelahan mental kronis
- gangguan cemas, panic attack
- insomnia berkepanjangan
- gangguan lambung dan jantung fungsional
š¹ Keluarga & relasi
- mudah tersinggung
- menarik diri
- komunikasi memburuk
š¹ Karier & finansial
- sulit fokus
- produktivitas menurun
- pengambilan keputusan impulsif
š¹ Sosial & hukum
- reaksi emosional berlebihan di media sosial
- konflik, salah paham, bahkan risiko masalah hukum akibat komentar impulsif
Contoh survivor š
Banyak tokoh dunia dan publik figur Indonesia yang secara terbuka berbagi pengalaman kecemasan, burnout, dan tekanan mental akibat paparan berlebihan terhadap informasi dan ekspektasi publik. Mereka pulih bukan karena kuat sendiri, tapi karena mencari bantuan yang tepat.
Pemulihan bukan tanda kalah ā justru tanda sadar.
Ajakan reflektif āØ
Coba tanyakan dengan jujur pada diri sendiri:
- Apa yang sebenarnya aku cari dari semua scroll ini?
- Apakah aku sedang mencari rasa aman, atau justru menghindarinya?
- Kapan terakhir kali aku benar-benar merasa tenang?
Berhenti sejenak bukan berarti tidak peduli.
Itu berarti kamu peduli pada dirimu sendiri.
Saatnya mencari bantuan profesional š
Jika doomscrolling sudah memicu:
- cemas berlebihan
- gangguan tidur
- keluhan lambung
- serangan panik
- psikosomatis
- rasa takut mati yang mengganggu aktivitas
šØ Itu tanda kamu butuh bantuan profesional, bukan sekadar motivasi.
Rekomendasi: terapi ilmiah tanpa obat di S.E.R.V.OĀ® Clinic š±
Salah satu pendekatan yang relevan untuk kondisi ini adalah terapi yang langsung menyasar akar masalah psikis, bukan hanya gejalanya.
S.E.R.V.OĀ® Clinic ā https://servo.clinic/alamat
merupakan klinik Personal Disorder Specialist yang menggunakan metode Scientific Emotional Reprogramming & Value Optimization (S.E.R.V.OĀ®).
Pendekatan ini:
- berbasis ilmiah dan rasional
- tanpa obat
- aman, nyaman, dan terarah
- membantu mengurai overthinking, kecemasan, psikosomatis, gangguan tidur, hingga keluhan lambung yang dipicu stres
- fokus menormalkan kembali respon emosional dan sistem saraf
Ketika akar masalah psikis teratasi, tubuh ikut pulih.
Penutup: harapan dan penegasan š¤ļø
Dunia memang tidak selalu baik-baik saja.
Tapi kamu tidak harus rusak bersamanya.
Menjaga kesehatan mental bukan kelemahan.
Itu bentuk tanggung jawab terdalam pada diri sendiri, keluarga, dan masa depanmu.
Jika hari ini jempolmu lelah terus menggeser layar,
mungkin ini saatnya berhentiā¦
dan mulai merawat jiwa š¤
š S.E.R.V.OĀ® Clinic ā https://servo.clinic/alamat
Karena ketenangan bukan kemewahan, tapi hak setiap manusia.