Bunuh Diri dari Tinjauan Kedokteran ?

Artikel utama: Intervensi Bunuh Diri

Pandangan dominan dari kedokteran modern tentang bunuh diri adalah terkait dengan kesehatan mental, berhubungan dengan faktor-faktor psikologis seperti sulitnya mengatasi depresi, penderitaan atau rasa takut yang tak terhindarkan  atau gangguan dan tekanan mental.

Sebuah usaha bunuh diri ini kadang-kadang ditafsirkan sebagai “teriakan minta tolong” dan perhatian, atau untuk mengekspresikan keputusasaan dan keinginan untuk melarikan diri, daripada niat yang tulus untuk mati. [47]

Kebanyakan orang yang mencoba bunuh diri, tidak menyelesaikan bunuh diri pada upaya pertama; orang-orang yang kemudian mengalami peristiwa serupa kembali, memiliki kemungkinan lebih tinggi secara signifikan penyelesaian akhir, berupa bunuh diri. [48]

Di Amerika Serikat, individu-individu yang mengungkapkan maksud untuk menyakiti dirinya sendiri dapat secara otomatis dianggap kekurangan kapasitas mental saat ini, untuk menolak pengobatan, dan dapat diangkut ke bagian gawat darurat walau tidak sesuai dengan keinginan mereka. Seorang dokter gawat darurat akan menentukan apakah rawat inap di fasilitas perawatan kesehatan mental dibenarkan. Ini kadang-kadang disebut sebagai “komitmen”. Sebuah sidang dapat diadakan untuk menentukan kompetensi individu.

Di kebanyakan negara, seorang psikiater dapat menahan seseorang selama periode waktu tertentu, tanpa perintah pengadilan. Jika psikiater menentukan seseorang menjadi ancaman bagi dirinya sendiri atau orang lain, orang tersebut dapat dimasukkan tanpa sengaja ke fasilitas perawatan psikiatris . Periode ini biasanya tiga hari lamanya. Setelah masa ini seseorang harus dibebaskan atau diajukan ke depan hakim. Seperti halnya dalam sidang peradilan, orang ini memiliki hak untuk didampingi penasihat hukum. [49]

Negara Swiss baru-baru ini mengambil langkah-langkah untuk melegalkan bunuh diri yang dibantu, untuk sakit mental kronis. Pengadilan tinggi di Lausanne, pada tahun 2006, memberikan ijin atas individu anonim dengan kesulitan jiwa yang berlangsung lama untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Setidaknya seorang bioethicist Amerika terkemuka, Yakub Appel dari Brown University, berpendapat bahwa masyarakat medis Amerika harus memaafkan bunuh diri pada individu-individu tertentu dengan penyakit mental [50]

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Suicide

Ingin menghilangkan keinginan bunuh-diri ? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Meningkatnya Laju Depresi ?

Sebuah penelitian di seluruh dunia terhadap lebih dari 39.000 orang menemukan bahwa kecenderungan yang sama juga terjadi di Puerto Rico, Kanada, Italia, Jerman, Prancis, Taiwan, Libanon, Selandia Baru.

Di Beirut, meningkatnya depresi sangat erat kaitannya dengan peristiwa politik; kecenderungan itu meningkat dengan tajam selama periode perang saudara. Di Jerman, orang yang lahir sebelum 1914, laju depresinya pada umur 35 tahun adalah 4 persen; angka bagi mereka yang lahir dalam dasawarsa sebelum 1944 adalah 14 persen pada umur 45 tahun.

Di seluruh dunia, generasi yang menjadi dewasa selama kericuhan politik mempunyai laju depresi yang lebih tinggi, meskipun kecenderungan naik pada umumnya berlaku tanpa terkait dengan peristiwa politik apapun.

Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.

Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Kerugian Moderenitas ?

Tahun tahun terakhir milenium ini memperkenalkan Zaman Kemurungan, seperti halnya abad kedua puluh satu menjadi Zaman Kecemasan.

Data internasional memperlihatkan apa yang tampaknya merupakan wabah depresi modern, wabah yang meluas seiring dengan diterimanya gaya hidup modern di seluruh dunia.

Masing masing generasi penerus di seluruh dunia sejak awal abad ini telah hidup dengan resiko lebih tinggi daripada orang tua mereka untuk menderita depresi berat-bukan sekedar kemurungan, melainkan kelesuan yang melumpuhkan, rasa ditolak, serta rasa kasihan pada diri sendiri dan keputus asaan yang hebat-sepanjang perjalanan hidupnya (Patricia Cohen et. al.).

Dan serangan serangan tersebut dimulai pada usia yang makin dini. Depresi masa kanak kanak, yang dahulu praktis tidak dikenal (atau sekurang kurangnya tidak diakui) sedang muncul sebagai barang biasa dalam panggung dunia modern.

Meskipun kemungkinan untuk mengalami depresi meningkat sejalan dengan usia, kenaikan tertinggi terjadi pada kaum muda. Mereka yang dilahirkan setelah tahun 1955, di banyak negara, memiliki kemungkinan tiga kali lipat atau lebih-daripada kakek nenek mereka -untuk mengalami depresi berat dalam suatu tahap kehidupannya.

Di antara orang Amerika yang lahir sebelum tahun 1905, laju yang mengalami depresi berat selama hidup hanyalah 1 persen; orang Amerika yang lahir sejak 1955, pada umur 24 tahun, kurang lebih 6 persennya mengalami depresi. Mereka yang lahir antara 1945 dengan 1954, berpeluang mengalami depresi berat sebelum umur 34, sepuluh kali lipat lebih besar daripada yang lahir antara tahun 1905 dan 1914 (Peter Lewinsohn et.al.).

Dan bagi tiap generasi, awal serangan depresi pertama seseorang cenderung terjadi pada umur yang makin lama makin muda.

Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.

Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/