Masalah hubungan dengan orang lain, terutama pada anak muda, merupakan pemicu depresi.
Kesulitannya seringkali terletak pada hubungan si anak dengan orang tuanya dan juga dengan teman sebayanya. Anak anak dan remaja yang mengalami depresi seringkali tidak mampu atau tidak mau membicarakan kesedihan mereka.
Mereka tidak mampu menyebut perasaan mereka dengan tepat, sebaliknya memperlihatkan sikap marah yang muram, tidak sabar, rewel dan berang – terutama terhadap orang tua mereka. Ini, pada gilirannya, membuat orang tua mereka semakin sulit memberikan dukungan emosional dan bimbingan yang benar benar dibutuhkan oleh anak yang mengalami depresi, sehingga menggerakkan spiral ke bawah yang biasanya berakhir dengan perselisihan terus menerus dan pengasingan diri.
Tinjauan baru terhadap penyebab depresi pada kaum muda menunjukkan dengan jelas adanya cacat dalam dua bidang keterampilan emosional: keterampilan membina hubungan, di satu pihak, dan di lain pihak cara menafsirkan kegagalan yang memicu timbulnya depresi.
Meskipun beberapa kecenderungan ke arah depresi hampir disebabkan oleh bakat genetik, beberapa kecenderungan yang dapat dipulihkan disebabkan oleh kebiasaan berpikir pesimis yang menyebabkan anak anak beraksi terhadap kekalahan kecil dalam kehidupan-nilai buruk, perselisihan dengan orang tua, penolakan dalam pergaulan-dengan menjadi depresi.
Dan terdapat bukti yang menandakan bahwa bakat ke arah depresi apapun landasannya, menjadi semakin luas dikalangan anak muda daripada yang pernah terjadi sebelumnya.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/