Karikatur dan Boikot

CNBC Indonesia melaporkan, harga saham produk Danone SA di sejumlah bursa utama Eropa pada Rabu, 28 Oktober 2020 sempat terkoreksi secara bersamaan, ditengah seruan boikot produk produk Perancis pasca pernyataan presiden Macron soal Islam.

Banyak pihak mengecam sikap presiden Prancis yang membiarkan dan tidak akan menarik karikatur Nabi Muhammad SAW dengan dalih kebebasan berekspresi.

Hal ini tentu saja melukai perasaan miliaran umat Islam yang sangat mencintai nabinya dan berpotensi menimbulkan reaksi balik yang merugikan Prancis.

Itu sebabnya definisi kebebasan berpendapat perlu dibingkai ulang sebagai sebuah bentuk kebebasan yang bertanggung jawab dan berfungsi hanya sebagai alat ekspresi, bukan menjadi tujuan memprovokasi pihak lain.

Ketidak mampuan membedakan antara humor dan celaan, antara kebebasan berekspresi dengan menghormati pihak lain, antara hak pribadi dengan zona sosial, seringkali membuat tujuan karikatur menjadi tidak tercapai, bahkan dapat berubah menjadi pemicu konflik.

Ingin menjadi pribadi yang bijak? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

7 Jangan, Saat Marah !

Saat marah, hindari 7 hal yang dapat merugikan kita :

  1. Jangan mengeluh atau curhat. Meski memberikan perasaan lega sesaat, mengeluh dapat membuat kita menjadi semakin lemah. Jauh lebih pasti membicarakan masalah langsung dengan pihak terkait daripada mengeluh atau curhat ke pihak lain, kecuali untuk tujuan mediasi.
  2. Jangan menulis di media sosial. Sama seperti poin pertama, rasa kesal sebaiknya tidak diumbar melalui media sosial. Selain menimbulkan kesan negatif, hal tersebut dapat disalah gunakan oleh pihak lain ataupun meninggalkan “jejak” hukum.
  3. Jangan memarahi anak. Dalam keadaan emosi, kita biasanya menjadi tidak proporsional sehingga berpotensi menghukum anak melampaui kadar dari yang seharusnya dan ini tentu saja dapat menimbulkan trauma psikis.
  4. Jangan berkendara. Marah saat berkendara tidak hanya dapat mencelakakan diri sendiri, namun juga dapat membahayakan orang lain.
  5. Jangan berhenti kerja. Kita menjadi tidak sadar apakah keputusan berhenti dari pekerjaan betul betul objektif atau hanya sekedar melampiaskan kekesalan sesaat.
  6. Jangan minta bercerai. Sadarkah, perceraian dapat menimbulkan dampak psikis bagi buah hati kita ? Khusus bagi yang beragama Islam, sekalipun dalam keadaan marah, keputusan untuk bercerai dapat menyebabkan jatuhnya talak.
  7. Jangan berhubungan intim. Hubungan intim sehabis bertengkar sangat tidak disarankan, kecuali jika substansi konflik telah diselesaikan terlebih dahulu. Hal tersebut dapat menjadi dorongan “memelihara” konflik, agar bisa nikmat saat berhubungan intim.

Ingin mengendalikan amarah ? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Perlukah Marah ?

Memendam perasaan atau menahan diri untuk tidak marah, sepintas berguna, kita menjadi tidak perlu berkonflik, tidak dimusuhi dan tidak kehilangan teman.

Apakah hal tersebut dapat menyelesaikan masalah ataukah justru hanya sekedar menunda masalah ? Kita menjadi tidak nyaman, berjarak, mudah tersinggung, nyeri lambung dan tidak jarang mengalami susah tidur.

Sebaliknya, bisa jadi ada yang berprinsip, meskipun pahit, lebih baik kita bersikap apa adanya, berbicara terus terang, ekspresikan kemarahan dan jika perlu lakukan tindakan fisik.

Padahal mengekspresikan perasaan (mengeluarkan uneg-uneg) dengan mengumbar amarah adalah dua hal yang berbeda.

Mengumbar amarah memang dapat membuat kita lega sesaat, namun menguras emosi dan pesan (baca : maksud baik) belum tentu sampai sementara mengeluarkan uneg-uneg dapat membuat pesan sampai, tanpa harus membuat enerji terkuras.

Jadi pilih mana, marah marah ataukah mengeluarkan uneg-uneg ?

Ingin tidak perlu marah ? KLIK > https://servo.clinic/alamat/