Predator seks merupakan istilah yang sangat tepat dalam menggambarkan fenomena sosial khususnya perilaku seks tidak lazim di masyarakat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kata predator/pre·da·tor/ /prédator/ n sebagai binatang yang hidupnya dari memangsa binatang lain; hewan pemangsa hewan lain sedang kata seks /séks/ n 1 jenis kelamin; 2 hal yang berhubungan dengan alat kelamin, seperti sanggama: — merupakan bagian hidup manusia; 3 berahi: -nya timbul ketika menonton film percintaan.
Secara akal sehat, istilah pemangsa hanya cocok disematkan pada hewan, karena sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang hanya dibekali perangkat insting, hewan harus memangsa makhluk lain guna mempertahankan kelangsungan hidupnya. Namun pada kenyataannya, sifat pemangsa juga terjadi dalam kehidupan sosial di masyarakat seperti adanya pelaku bully, pemalak, pemeras, pelaku pelecehan seks dsb.
Sayangnya, tidak semua perilaku pemangsa mudah dideteksi secara dini, karena perilaku pemangsa dapat berlangsung dalam spektrum yang luas mulai dari cara yang paling kasar dan brutal hingga cara yang halus, bahkan korban sendiri tidak menyadarinya.
Khusus pada pemangsa seks anak anak (pedofilia) biasanya dilakukan dalam bentuk tersembunyi mulai dari pujian, iming iming persahabatan, nilai pelajaran, hadiah hingga uang. Itu sebabnya kenapa anak anak sangat rentan menjadi korban predator seks.
Untuk itu perlu kiranya anak anak dibekali dengan kemampuan “membaca” maksud tersembunyi dari lawan bicara sehingga tidak mudah dimanipulasi. Contoh : Bagaimana cara mensikapi pujian dari teman baru Facebooknya? Bagaimana merespon rayuan (flirting) ataupun iming iming hadiah.
Adapun posisi-posisi yang rentan menjadi korban predator seks antara lain : posisi adik kelas (yunior), posisi murid, posisi pasien, posisi bawahan, posisi asisten dsb.
Ingin bebas dari predator seks ? KLIK > https://servo.clinic/alamat/