Hambatan Pasutri ?

DISCLAIMER : Kisah nyata berikut ini tidak dimaksudkan sebagai jaminan bahwa hasil terapi yang dicapai akan sama pada setiap orang, karena setiap kasus bersifat individu, tergantung dari kesediaan klien untuk berubah dan seberapa cepat akar masalah ditemukan !

Entah disadari atau tidak, kualitas hubungan pasutri, merupakan miniatur kualitas komunikasi Anda dengan pasangan.

Datang ke SERVO Clinic, seorang wanita “mandiri” yang marah atas tindakan perselingkuhan yang dilakukan sang suami.

Yang membuat dirinya tidak habis pikir adalah, bagaimana mungkin, suami yang dalam keadaan “jobless” tetap nekat melakukan perselingkuhan.

Identifikasi masalah menunjukkan, letak persoalannya bukan pada “jobless” nya sang suami, karena sejak awal pernikahan, kedua belah pihak tidak mempersoalkan siapa yang harus menjadi sumber utama nafkah keluarga, karena keduanya bekerja secara freelance.

Namun justru sikap “mandiri” sang stri yang secara tidak disadari membuat dirinya mengambil posisi pasif saat berhubungan intim, dengan alasan “capek”, padahal dulu keduanya sangat menikmati aktifitas tersebut.

Akibatnya sang suami mulai kehilangan sarana mengekspresikan “kemampuan” dirinya dan menemukan penggantinya di komunitas sosial.

Setelah dilakukan pemahaman ulang atas pola interaksi seksual ybs., dilaporkan keduanya mulai kembali menikmatinya, bahkan ya…ya…ya…

Ingin kembali harmonis ? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Takut Sakit Saat Berhubungan Seksual ?

Apakah pasangan Anda terlihat tegang, pucat, gugup, gelisah, tidak santai saat berhubungan seksual, padahal Anda berdua tidak sedang bertengkar dan tidak sedang terburu-buru ?

Tanyakan bagaimana dengan perasaannya setiap-kali berhubungan seks, apakah ia selalu merasa siap ? Apakah hubungan seksual sebelum-sebelumnya dapat ia nikmati, atau malah sebaliknya, timbul perasaan takut sakit atau nyeri saat berhubungan seks ?

Jika iya, dan apabila tidak ditemukan alasan medis untuk rasa sakitnya, kemungkinan pasangan Anda mengalami apa yang disebut dengan dyspareunia yaitu rasa nyeri atau sakit saat melakukan hubungan seksual.

Dispareunia jarang di jumpai pada pria, namun lebih sering terjadi pada perempuan yaitu sekitar 10% – 15% dari seluruh perempuan (Hawton, 1995; Rosen dan Leiblum, 1995).

Glatt, Zinner dan McCormack (1990) melaporkan bahwa banyak perempuan mengalami rasa nyeri selama berhubungan seksual, namun tidak berusaha untuk mengatasinya, karena rasa sakitnya masih dapat ditanggung.

Masalah yang lebih sering terjadi  justru vaginismus, dimana otot otot pelvis di sepertiga luar vagina mengalami kejang urat (spasme) diluar kehendak, saat berhubungan seksual (Bancroft, 1997; Leiblum, 2000).

Akibatnya segala bentuk penetrasi apapun termasuk pemeriksaan ginekologis tidak dapat dilakukan.  Dilaporkan adanya sensasi seperti “teriris, terbakar atau tersobek saat mencoba berhubungan seksual. (Beck, 1993).

Padahal aktifitas seksual dalam suatu perkawinan merupakan aktifitas yang sangat penting dan menyenangkan bagi keduanya karena dapat semakin menyatukan pikiran dan perasaan suami istri.

Bagaimana jika saat ini telah ada terapi yang dapat membantu menghilangkan Dispareunia ataupun Vaginismus sehingga aktifitas seksual menjadi lebih dapat dinikmati, mau ?

Ingin bebas dispareunia / vaginismus? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Mengatasi Lemah Syahwat atau Impotensi ?

Impotensi atau lemah syahwat adalah ketidak mampuan penis untuk mencapai atau mempertahankan ereksi sehingga aktifitas seksual tidak dapat dilakukan.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh gangguan fisiologis maupun psikis.

Cara paling mudah untuk membedakan apakah impotensi lebih disebabkan oleh gangguan psikologis atau fisiologis adalah dengan menandai apakah ybs. pernah mengalami ereksi. Jika pernah, kemungkinan besar lebih bersifat psikologis.

Gangguan impotensi psikis dapat disebabkan banyak hal antara lain :

  • pemahaman seks yang keliru, misal mitos bahwa onani dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau ejakulasi dini
  • perasaan bersalah pada pasangan, misal melakukan petualangan seks atau selingkuh
  • perasaan berdosa karena melanggar perintah agama, misal  berzina
  • trauma psikis, misal akibat pelecehan seksual atau operasi besar
  • pengalaman buruk saat berhubungan seks, misal panik saat pertama kali berhubungan seks, “mogok” ereksi saat benar benar ingin, diejek pasangan seks. Padahal sesekali “mogok” bekerja adalah wajar, terutama jika disebabkan oleh stres pekerjaan, kelelahan atau kurang tidur.

Akibatnya, dikemudian hari timbul perasaan ragu, malu, cemas, takut gagal, tidak percaya diri dsb. dan jika peristiwa tsb. terus berulang, dapat menyebabkan emosi ybs. terkunci dan selalu mundur (regresi) pada peristiwa tsb. sehingga impotensi menjadi relatif permanen.

Bagaimana jika saat ini telah ada terapi yang dapat membantu menghilangkan hambatan emosi tsb., tanpa harus membuat Anda merasa kehilangan kendali atas rasa nyaman Anda, mau ?

Ingin Bebas Impotensi ? KLIK > https://servo.clinic/alamat/