Saat ini pembinaan SDM sudah dipandang sebagai bagian dari asset perusahaan, tidak lagi sebagai “pusat biaya”. Biaya pelatihan selama setahunpun juga sudah lazim di anggar-kan dalam budget perusahaan.
Tantangan berikutnya adalah bagaimana pelatihan di dasarkan pada “rencana” pelatihan tahunan, tidak berdasarkan “selera” atasan.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana “rencana” pelatihan tahunan benar benar efektif sehingga benar benar dimaksudkan untuk menghilangkan “gap” antara job requirements dengan tingkat kompetensi yang ada.
Setelah itu tantangannya adalah bagaimana anggaran pelatihan bisa benar benar efisien yaitu pelatihan yang dibiayai perusahaan hanya yang benar benar diperlukan, sedang jenis pelatihan yang dapat dibiayai sendiri oleh karyawan diserahkan kepada masing masing karyawan.
Apakah bisa ? Bagaimana caranya ?
Jawabnya “bisa” dan caranya adalah “berdayakan” karyawan Anda. Fasilitasi ybs. dengan “pelatihan motivasi” yang dapat meyakinkan kepada mereka bahwa “Perusahaan yang mengabaikan Sistem yang baik, akan ditinggalkan oleh Karyawan karyawan terbaiknya” sedang “Karyawan karyawan yang mengabaikan Kompetensi terbaik akan ditinggalkan oleh Perusahaan Perusahaan terbaiknya.”
Tanamkan pada karyawan bahwa meningkatkan kompetensi adalah kepentingan mereka, sedang meningkatkan sistem adalah kepentingan perusahaan.
Sangat tepat kiranya ilustrasi bahwa pada Kapal yang mau karam, maka tikus yang pertama kali terjun ke laut adalah tikus tikus yang bisa berenang (orang orang terbaik di dalam perusahaan).
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/