Penting mana : Nalar atau Rasa ?

Dalam melakukan pekerjaan, kita sering dihadapkan pada berbagai tantangan yang memerlukan kearifan dalam menyikapinya.

Kesalahan dalam menetapkan tujuan ataupun cara kita merespon persoalan, dapat membuat kita kehilangan orientasi atas pekerjaan dan menjadi kontraproduktif.

Energi tumbuh yang seharusnya dapat kita konversikan menjadi keahlian (kompetensi) dan membangun jaringan dapat berubah menjadi energi penghancur bagi diri sendiri.

Terdapat 4 (empat) situasi yang mungkin terjadi dalam seseorang mempersepsikan setiap persoalan yaitu :

Situasi 1. Apakah objek persoalan dipandang baik dan menyenangkan. Misal : anugerah kesehatan, penghasilan.
Situasi 2. Apakah objek persoalan dipandang baik dan menyusahkan. Misal : Tidak semua orang suka “target”, berinisiatif
Situasi 3. Apakah objek persoalan dipandang buruk tetapi menyenangkan. Misal : Kebiasaan menunda pekerjaan, ngerumpi
Situasi 4. Apakah objek persoalan dipandang buruk dan menyusahkan. Misal : Trauma gagal menjual, konflik atasan bawahan

Jika ybs. mempersepsikan situasi 1 menggunakan “pikiran” maka hidupnya menjadi tidak indah dan hambar, demikian pula jika ybs. mempersepsikan situasi 2,3,4 menggunakan “perasaan” maka ybs. akan sulit berubah.

Walaupun perbandingan situasi penggunaan nalar dibanding rasa adalah 3 : 1, namun hal tersebut tidak menjadikan nalar selalu lebih baik dari rasa.

Kemampuan untuk tau kapan harus menggunakan porsi “nalar” yang lebih besar dibanding “rasa” (baca : Kecerdasan Sikap), ataupun sebaliknya, jauh lebih penting daripada pilihan itu sendiri.

Setelah mengetahui mekanisme kerja Nalar ataupun Rasa yang jadi persoalan berikutnya adalah bagaimana mekanisme sikap tersebut bekerja secara otomatis (menjadi kebiasaan). Untuk itu Anda dapat memanfaatkan bantuan seorang Executive Coach / Personal Coach ataupun Servotherapist / Hypnotherapist yang biasa membantu dalam Pemrograman Karir.

Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s