Hari itu hari Super Bowl Sunday, hari yang dianggap “suci” oleh kebanyakan pria Amerika yang gemar menonton pertandingan futbol terbesar tahun itu di depan pesawat televisi.
Penerbangan dari New York ke Detroit tertunda keberangkatannya selama dua jam dan ketegangan diantara para penumpang (yang hampir semuanya orang bisnis) nyata sekali.
Ketika akhirnya mereka tiba di Detroit, karena sesuatu hal yang tak terduga pesawat harus berhenti sekitar 30 meter dari gerbang kedatangan. Cemas karena takut terlambat, seluruh penumpang pesawat serentak berdiri.
Salah seorang pramugari bergegas menuju ke interkom. Bagaimana cara paling efektif agar setiap orang mematuhi peraturan Federal sehingga semua duduk sampai pesawat diparkir di depan gerbang ?
Ia tidak mengeluarkan pengumuman dengan suara tegas, “Peraturan Federal mengharuskan Anda duduk sampai kita tiba di gerbang,” Sebaliknya ia bicara dengan nada santai seperti ketika seorang ibu sedang mengingatkan anaknya yang berbuat nakal tapi masih bisa dimaafkan: “Lho, kok berdiri ?”
Mendengar itu, setiap orang tertawa, lalu duduk sampai pesawat tiba di gerbang. Sesudah itu, mereka keluar dari pesawat dengan suasana hati yang luar biasa lebih baik.
Sumber : Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi.
Dalam hal ini sang pramugari berhasil dengan tepat “membaca” perasaan penumpang serta sekaligus menegakkan peraturan federal.
Keterampilan tersebut tidak mungkin dihasilkan oleh orang yang hanya mengandalkan kecakapan kognitif saja yaitu melaksanakan prosedur menggunakan “kacamata kuda”.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/