Sama halnya dengan bekerja untuk mencari nafkah ataupun menikah untuk mendapatkan keturunan maka belajar merupakan suatu keniscayaan yang harus dilalui seseorang agar bertumbuh!
Artinya belajar merupakan sesuatu tahapan yang harus dilalui seseorang baik secara sukarela ataupun terpaksa karena hanya melalui belajar seseorang berpeluang membuang yang buruk dari dirinya dan meraih yang diinginkannya.
Belajar yang dimaksudkan judul di atas adalah mengambil hikmah baik yang tersurat maupun yang tesirat dari sebuah peristiwa dan kalaupun belum menemukan jawaban yang hakiki ybs. percaya bahwa ada manfaat yang belum diketahui dari sebuah peristiwa.
Pada tahap inilah diperlukan yang namanya kesabaran yaitu kesediaan diri untuk menunggu sampai sesuatu yang diinginkan tercapai serta bersedia mengubah cara sampai hasil yang diinginkan tercapai.
Seseorang yang tidak bersedia mengubah cara saat hasil sebelumnya gagal tidak dapat disebut belajar karena ybs. masih menggunakan cara yang sama untuk gagal pada proses berikutnya.
Contoh seseorang yang belajar adalah Thomas Alfa Edison yang mengatakan : Saya telah menemukan 9999 cara untuk gagal dan 1 cara untuk berhasil. Atau seorang Abraham Lincoln yang akhirnya keluar sebagai pemenang setelah belajar dari kegagalan berkali kali dalam karir politik sebelumnya.
Rahasia apa yang membuat mereka bertahan dalam belajar ?
Yaitu kesadaran bahwa kesuksesan adalah sebuah pilihan dan menjadikan keinginan hanyalah sebuah alat untuk mengenal kapasitas dirinya.
Saat pencapaian hasil selalu diatas yang dia inginkan, dia segera menyadari bahwa dia memiliki potensi diri yang tinggi namun keinginan yang rendah demikian sebaliknya saat pencapaian hasil selalu dibawah yang dia inginkan dia segera menyadari bahwa dia belum melakukan upaya yang lebih terhadap keinginannya yang tinggi.
Disisi lain kegagalan dipersepsikan sebagai “masih menggunakan cara yang salah” dan bersedia untuk terus mengulangi dengan cara lain sampai hasil yang diinginkan tercapai. Persis seperti saat bayi belajar berjalan. Tidak ada yang namanya kegagalan melainkan hanya kegembiraan untuk menemukan cara “berjalan” yang paling tepat.
Ingin suka belajar? KLIK > https://servo.clinic/alamat/
Sejak kuliah saya mengalami kesulitan belajar.
Sehubungan dengan fobia sosial yang saya derita, seringkali ketika dosen mengajar di ruang kelas, saya lebih sibuk mencemaskan kehadiran banyaknya ‘manusia’ di sekeliling saya. Kuliah pun tidak dapat dicerna karena saya tidak dapat fokus, hingga tahun kelima saya. Interaksi dengan tiap orang membuat saya cepat lelah berfikir, dan juga rasanya berpengaruh pada badan saya. Kebetulan kampus tempat saya kuliah cukup jauh dari rumah, jarak tempuhnya kira-kira 1.5 jam.
Ketika saya pulang ke rumah, saya tidak dapat konsentrasi belajar karena kelelahan dan obat dari psikiater membuat saya selalu mengantuk. Karena lelah pikiran, setiap pulang saya mencari hiburan, sehingga tampaknya tak ada waktu untuk belajar atau mengerjakan tugas. Karena itulah saya selalu mandeg ketika ujian, dan mengakibatkan ipk saya kecil,meskipun saya jarang bolos kuliah.
Melihat teman-teman seangkatan yang sudah lulus,dan saya belum menimbulkan kecemasan, dan dari hasil ujian yang rata-rata selalu di bawah B atau C, saya menjadi trauma dan timbul keyakinan yang amat sangat bahwa saya bodoh, tidak memiliki kesempatan dan pemalas karena saya doyan sekali tidur.
Rasanya saya tak berdaya dengan keadaan saya ini, dan saya pikir dengan ketidak kompetitifan diri saya, besar kemungkinannya saya tidak dapat diterima kerja. Saya pesimis sekali dengan masa depan saya.
Bagaimana ya Bung ? Ada saran ?
Sebaiknya di terapi !