Penggunaan substansi adalah penggunaan substansi psikoaktif dalam jumlah sedang yang tidak mengganggu fungsi sosial, pendidikan atau pekerjaan secara signifikan.
Sebagian besar di antara Anda barangkali kadang kadang menggunakan substansi psikoaktif tertentu. Minum secangkir kopi di pagi hari untuk membuat Anda merasa segar atau merokok dan minum bersama teman untuk bersantai adalah contoh contoh penggunaan subtansi, termasuk sesekali mencerna obat obatan ilegal seperti ganja, kokain, amfetamin atau barbiturat.
Reaksi psikologis pada substansi yang dicerna mabuk atau teler (high)- disebut intoksikasi substansi (substance intoxication). Agar seseorang dapat terintoksikasi, hal itu tergantung pada obat yang digunakannya, seberapa banyak ia mencernanya dan reaksi biologis individualnya. Untuk banyak substansi yang kami diskusikan disini, intoksikasi dialami dalam bentuk penilaian yang terganggu, perubahan suasana perasaan dan kemampuan motorik yang menurun misalnya kesulitan untuk berjalan tegak atau berbicara).
Penyalahgunaan substansi adalah pola penggunaan substansi psikoaktif yang mengakibatkan stress (distres) atau hambatan yang signifikan dalam peran sosial maupun pekerjaan dan dalam situasi situasi yang berbahaya.
Mendefinisikan penyalahgunaan substansi menurut seberapa banyak substansi yang dicerna adalah suatu hal yang problematik. Sebagai contoh, apakah minum dua gelas anggur dalam waktu satu jam dianggap sebagai penyalahgunaan ? Bagaimana kalau tiga gelas ? Apakah satu suntikan heroin dianggap sebagai penyalahgunaan ?
DSM-IV-TR (American Psychological Association, 2000a) mendefinisikan penyalahgunaan substansi dalam arti seberapa jauh hal itu mengganggu kehidupan seseorang. Bila substansi itu membuat pendidikan, pekerjaan atau hubungan Anda dengan orang lain terganggu dan membuat Anda terperosok ke dalam situasi yang berbahaya secara fisiologis (misalnya selama mengemudi) dan bila Anda menghadapi masalah masalah yang terkait dengan hukum karenanya, maka Anda akan dianggap sebagai penyalah guna obat.
Ciri ciri Penyalahgunaan Substansi menurut DSM-IV-TR meliputi :
Penyalahgunaan substansi melibatkan pola penggunaan substansi yang tidak semestinya, meskipun tidak serta merta menjadi tergantung yang mengakibatkan hambatan atau stress (distres) yang signifikan seperti tampak dalam salah satu gejala dibawah ini dalam kurun waktu sekurang kurangnya 1 tahun :
- Penggunaan substansi yang berulang kali terjadi yang menyebabkan individu tidak mampu memenuhi kewajiban pekerjaan, sekolah maupun keluarganya.
- Penggunaan substansi yang berulang kali terjadi dalam situasi situasi yang secara fisik berbahaya (misalnya pada sat mengemudi).
- Masalah hukum yang terkait dengan penggunaan substansi yang berulang kali terjadi
- Penggunaan substansi yang berkelanjutan meskipun berulang kali timbul masalah sosial atau interpersonal yang disebabkan atau diperburuk dengan penggunaan substansi tersebut.
Kembali ke pertanyaan awal tadi Dapatkah kita menggunakan obat tanpa menyalahgunakannya ? Dapatkah kita menyalahgunakan obat dan tidak menjadi kecanduan atau tergantung kepadanya ? jawaban untuk pertanyaan yang pertama adalah ya. Jelas, sebagian orang minum anggur atau bir secara reguler tetapi tidak sampai berlebihan. Meskipun banyak orang tidak yakin, sebagian orang sesekali menggunakan obat obatan seperti heroin, kokain atau crack (salah satu bentuk kokain) misalnya beberapa kali setahun tanpa menyalahgunakannya (Goldman dan Rather, 1993).
Yang menjadi masalah adalah kita tidak tahu sesuatu yang belum terjadi, siapa yang akan kehilangan kontrol dan menyalahgunakan obat obatan dan siapa yang akan mengalami ketergantungan ?
Sumber : V. Mark Durand & David H. Barlow, Psikologi Abnormal, 2006.
Ingin bebas kecanduan? KLIK > https://servo.clinic/alamat/