Pintar Saja Tidak Cukup ?

Pintar saja tidak cukup, kreativitas juga !

Demikian disampaikan oleh Sofyan Djalil, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di hadapan sekitar 800 peserta acara The Asia Human Resources Development (HRD) Congress 2008.

Justru disitulah letak paradoksnya karena kreativitas dapat pula diterjemahkan sebagai ketidak taatan atas prosedur atau sebagai indikator prosedur perusahaan yang buruk.

Jadi persoalannya bukan pada pilihan mana yang lebih baik, keteraturan ataukah fleksibilitas, melainkan pada “kecerdasan” sang karyawan untuk “tau” kapan harus taat pada prosedur ataupun luwes pada tuntutan perubahan serta adanya sistem perusahaan yang “sehat” bagi pertumbuhan kreativitas sekaligus taat azas (teratur).

Yang menjadi persoalan selanjutnya adalah apakah mesin pembentuk sikap “kreatif” sudah menjadi bagian dari sistem pendidikan di Indonesia ?

Sebagai contoh di Amerika Serikat terdapat lembaga khusus yang beranggotakan para akademisi dan spesialis intelegensi NATO untuk meneliti, menghimpun dan mengelompokkan semua metode berpikir inventif yang ada.

Bahkan ide bagus Menteri Kebudayaan dan Parawisata Jero Wacik di awal jabatannya untuk mengembangkan budaya berpikir positif hanya lahir sebagai wacana alias “keguguran sebelum terjadi pembuahan”.

Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Satu pemikiran pada “Pintar Saja Tidak Cukup ?

  1. Di negeri tercinta makin banyak orang mondar mandir (MM) dan makin bego aje (MBA) merekalah yang memimpin para orang pintar itu.

Tinggalkan Balasan ke Singal Batalkan balasan