Tidak ada hal lain yang lebih sulit, saat kita harus menyampaikan sebuah berita duka pada seseorang yang memiliki kedekatan emosional dengan orang yang akan/baru saja pergi.
Apakah itu berupa hubungan emosional antara anak dengan orang-tuanya, cucu dengan nenek kesayangannya, istri/suami dengan belahan jiwanya ataupun anak dengan pengasuh idolanya.
Walau hal tersebut berpotensi membuat sedih / menangis si penerima berita duka, namun tidak seorangpun berhak menahan informasi tsb., apalagi tidak menyampaikannya sama sekali.
Biarkan sipenerima berita tetap bersikap realistis !
Yang paling mungkin dilakukan adalah menyempurnakan “cara” penyampaian, agar sipenerima berita duka dalam keadaan relatif “siap”, sehingga meminimal resiko perasaan kehilangan pada diri ybs., antara lain :
- apakah berita tersebut telah diverifikasi kebenarannya
- apakah berita tersebut disampaikan oleh orang yang disegani
- apakah waktu penyampaiannya tepat
- apakah pilihan katanya telah dipilih sehalus mungkin
Upaya penundaan penyampaian berita duka, sebaiknya hanya dilakukan pada situasi darurat seperti sipenerima dalam keadaan sakit payah, tidak sehat rohani dsb.
Ingin cepat berubah ? KLIK > https://atomic-temporary-10061447.wpcomstaging.com/kesaksian/