Ketidak jelasan penangan kasus Gayus membuat dirinya menjadi idola baru.
Setidaknya hal tesebut tergambar dalam refrain lagu “Andai Aku Gayus”, karangan Bona Paputungan.
Reff :
Andai Ku Gayus Tambunan, yang bisa pergi ke Bali
Semua keinginannya, pasti bisa terpenuhi
Walau mungkin lagu tersebut pada awal mulanya dimaksudkan sebagai sindiran atas ketidak adilan yang dirasakan dirinya saat dalam penjara, namun pemutaran lagu tersebut secara masif, bukan tidak mungkin dapat mensugesti orang lain memilih gaya hidup seperti Gayus, khususnya bagi yang tidak memahami dalam konteks apa lagu tersebut dibuat.
Bagaimana jika bagian reffrain lirik lagu tsb. diterjemahkan oleh bawah sadar menjadi “Agar semua keinginanku tercapai, aku harus berperilaku seperti Gayus terlebih dahulu ?”
Persis seperti lagu anak anak “Naik Kereta Api” di bagian syair ” ……. ke Bandung …. Surabaya…, naiklah naik dengan percuma (barangkali itu sebabnya ada yang naik KRL, tidak mau bayar ?)” atau seperti pada lagu “Nina Bobok” di bagian syair “Kalau tidak bobok digigit nyamuk (kebiasaan ngancam).
Tanpa lagu “Andai Aku Gayus” saja, seorang hakim yang memiliki anak cerdas dengan status kelulusan cumlaude saja, ngiler berharap anaknya bisa kerja di kantor pajak, apalagi jika terpapar lagu tsb. secara terus menerus.
Bagaimana nih wahai para pemimpin negeri, apakah memang generasi seperti Gayus yang ingin dihasilkan ?
Ingin cepat berubah juga ? KLIK > https://atomic-temporary-10061447.wpcomstaging.com/kesaksian/