Banjir dapat menyebabkan trauma pada orang-orang yang mengalaminya. Trauma ini dapat berkembang dari pengalaman langsung seperti kehilangan rumah, harta benda, atau kerabat, hingga dampak jangka panjang seperti kekhawatiran tentang masa depan dan kesehatan fisik dan mental yang terganggu.
Beberapa faktor yang memengaruhi tingkat trauma yang dialami oleh korban banjir meliputi:
- Tingkat kerusakan yang dialami: Korban banjir yang mengalami kerusakan yang signifikan pada rumah dan harta benda cenderung mengalami trauma yang lebih berat.
- Ketergantungan pada bantuan pihak lain: Korban banjir yang sangat bergantung pada bantuan pihak lain untuk kebutuhan dasar seperti makanan, minuman, dan tempat tinggal cenderung mengalami perasaan tidak berdaya dan stres yang lebih tinggi.
- Durasi pengungsian: Korban banjir yang terpaksa mengungsi dalam waktu yang lama cenderung mengalami tekanan mental yang lebih besar.
Untuk mengatasi trauma akibat banjir, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
- Menerima dan memproses emosi: Penting untuk mengakui dan mengatasi emosi seperti kesedihan, kemarahan, dan kekhawatiran yang muncul akibat banjir.
- Mendapatkan dukungan sosial: Berbicara dengan keluarga, teman, atau profesional dapat membantu mengurangi stres dan mendapatkan dukungan yang diperlukan.
- Mengembangkan rencana pemulihan: Membuat rencana untuk memulihkan kembali kehidupan pasca-banjir, seperti perbaikan rumah atau pencarian pekerjaan, dapat membantu meredakan kekhawatiran tentang masa depan.
- Menerapkan teknik relaksasi: Teknik seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
- Menghubungi profesional kesehatan mental: Jika perasaan trauma dan stres yang dialami cukup parah dan sulit diatasi sendiri, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater.
Ingin bebas dari trauma banjir? KLIK > https://servo.clinic/alamat/