Memaafkan Ketika Mampu Membalas ?

Nabi Musa A.S. telah bertanya kepada Allah :”Wahai Tuhanku ! Mana di antara hamba Mu yang lebih mulia menurut pandangan Mu ?” Allah berfirman : ialah orang yang apabila berkuasa (menguasai musuhnya) dapat segera memaafkan”. Hadits Qudsi : HQR Kharaaithi dari Abu Hurairah R.A.

Dalam Ghazwah Uhud (Perang suci yang dipimpin oleh Rasullullah SAW. sendiri) Nabi Muhammad SAW. mendapat luka pada muka dan patah beberapa giginya. Berkata salah seorang sahabatnya :”Cobalah Tuan do’akan agar mereka celaka “. Nabi Muhammad SAW. menjawab :”Aku sekali kali tidak diutus untuk melak’nat seseorang, tetapi aku diutus untuk mengajak kepada kebaikan dan sebagai rahmat”. Lalu beliau berdoa :”Wahai Tuhanku, ampunilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui”.

Setelah Nabi Muhammad SAW. dan kaum Muslimin berhasil membebaskan kota Makkah (fathu-Makkah) dan setelah kaum kuffar dapat dikuasai sepenuhnya, mereka dikumpulkan di hadapan beliau, bukan untuk menerima hukuman melainkan menerima pengampunan. :”Aku berkata seperti apa yang dikatakan oleh saudaraku Yusuf :”Mulai hari ini tidak ada cerca dan nista atas perbuatan yang telah kalian lakukan, Allah mengampuni kalian dan Dia Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

Balasan perbuatan jahat adalah kejahatan yang seimbang dengannya. Barangsiapa yang mema’afkan dan berlaku damai, pahalanya ada di tangan Allah (QS. 2 Al Baqarah 237).

Diambil dari buku “Hadists Qudsi”, halaman 121-124.

Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s