Tajuk Rencana Kompas, Kamis, 16 November 2006 mengangkat topik “Jangan Lupa Membangun Manusia”. Disebutkan kekuatan ekonomi baru seperti China, India dan Vietnam sangat memperhatikan aspek pembangunan manusianya, sebelum melakukan pembangunan ekonomi.
Pernah muncul dalam pemikiran liar penulis, saat hasil hutan Indonesia telah habis karena illegal logging, hasil tambang tidak tersisa karena dijual tanpa nilai tambah, hasil laut menipis karena rusaknya terumbu karang, maka komoditas apa lagi yang bisa kita jual ?
Secara historis kita tidak memiliki “success story” dibidang IT bahkan kebanyakan sebagai user. Industri strategis yang dulu diharapkan jadi motor penggerak industri lainnya, sekarang nyaris tidak terdengar dan industri penerbangannya pun hampir tiarap. Industri pariwisata yang semula diharapkan menjadi komoditas unggulan, pasca bom Bali juga jadi berantakan.
Bahkan menurut catatan Bank Dunia dalam Where is the Wealth of Nations ? Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) per kapita Indonesia jauh di bawah negara-negara tetangga. Studi mencatat kekayaan total Indonesia “tinggal” 13.869 dollar AS per kapita. Bandingkan dengan Malaysia yang kekayaannya 46.687 dollar AS per kapita, Thailand 35.854 dollar AS per kapita, Filipina 19.351 dollar AS per kapita, dan negeri kecil Singapura mencapai 252.607 dollar AS per kapita.
Maka alternatif terakhir, sepertinya adalah Jualan Sumber Daya Manusia Indonesia yang saat ini jumlahnya 225 juta.
Namun rendahnya kualitas SDM Indonesia dalam hal kompetensi dan etos kerja, membuat Indonesia saat ini baru mampu mengekspor “kuli” dan “PRT” ke negara lain.
Apakah kelak kita bisa menggeser dominasi China dan India ? Sehingga iklan lowongan kerja internasional berbunyi : Dicari ! Manajer Indonesia. Mungkinkah ?
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/