Sama dengan berbagai jenis kecanduan lainnya, kecanduan TV, kecanduan internet, kecanduan belanja, kecanduan makan, kecanduan dugem, dsb. merupakan cara yang digunakan individu untuk mengatasi situasi yang mengancam atau menghadapi perubahan yang terjadi (mekanisme koping) dan hal tersebut merupakan mekanisme pertahanan diri alami.
Dalam menghadapi situasi yang berpotensi menimbulkan stress, terdapat berbagai cara ego mempertahankan dirinya seperti berkompensasi, melakukan penyangkalan diri, melakukan pengalihan emosi ke orang, benda atau aktifitas lain yang relatif tidak mengancam, menjauh, meniru idola, rasionalisasi, dsb.
Sebagai sebuah pertolongan pertama pada kecemasan (P3K) aktivitas tsb. sah sah saja dan bermanfaat karena memberikan kesempatan bagi tubuh untuk rileks atau jeda sejenak. Namun terlalu lama berhenti pada zona nyaman tsb. praktis akan membuat pertumbuhan emosional seseorang menjadi mandek. Akibatnya ybs. menjadi enggan untuk belajar menghadapi situasi baru, tantangan baru dsb.
Padahal hanya dengan selalu berani menghadapi tantangan seseorang menjadi tumbuh, menjadi semakin sempurna dan dapat mengaktifkan potensi luar biasa yang telah Allah Swt. berikan.
Terdapat berbagai penyebab yang dapat membuat seseorang enggan keluar dari zona nyamannya antara lain:
1. Pemahaman yang salah tentang arti keinginan dimana keinginan dipandang sebagai sebuah dosa. Padahal dengan keinginanlah seseorang menjadi tumbuh. Dengan menetapkan suatu keinginan kehidupan seseorang menjadi lebih bermakna karena memiliki alasan yang jelas untuk melakukan ataupun tidak melakukan sesuatu. Yang perlu diwaspadai adalah bagaimana menjadikan keinginan hanya sebagai alat untuk mengenal kemampuan diri bukan sebagai tujuannya itu sendiri. Itu sebabnya Nabi Muhammad pernah mengatakan bahwa perjuangan yang paling berat adalah mengendalikan hawa nafsu. Contoh, berlatih mencapai keinginan positif seperti keinginan untuk menjadikan diri sebagai pemimpin yang adil, sebagai khalifah, sebagai seorang profesional dsb.
2. Memiliki hambatan psikis akibat trauma masa lalu sehingga pertumbuhan emosi ybs. menjadi terhenti (fiksasi). Emosi seseorang dikatakan telah terkunci apabila upaya untuk berubah ybs. mengalami kegagalan berkali kali. Pada kasus seperti ini fikirkan kemungkinan untuk meminta bantuan profesional / terapis guna menghilangkan akar penyebab pertumbuhan emosi terhenti.
3. Adanya hambatan fisik seperti gangguan penyakit, cacat ataupun faktor usia.
Itu sebabnya keterampilan mengenai “manajemen diri”, kecerdasan sikap, kecerdasan emosi perlu diperkenalkan sejak dini sehingga individu memiliki keterampilan dalam mengelola stress yang timbul akibat ditetapkannya sebuah keinginan, tantangan pekerjaan, dinamika keluarga ataupun saat bersosialisasi.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/