Seperti pedang yang baik, pikiran yang tajam adalah instrumen keheranan dan ketakutan.
Janganlah menggunakannya sebagai senjata. Keharmonisan serta kedamaian adalah lebih penting daripada kelicikan dan kemenangan. Kemenangan menuntut kekalahan. Kekalahan bukanlah alasan untuk bersuka cita.
Sebuah pedang tak mungkin melukai dirinya sendiri, jadi apakah gunanya bahkan pikiran yang paling tajampun, kalau tidak dapat mengenal dirinya sendiri ?
Apakah kemenangan pikiran yang tajam kalau semua irisannya hanya mengungkapkan pikiran yang tipis ?
Pikiran tak dapat ditundukkan kepada pikiran karena berpikir tak dapat ditundukkan kepada berpikir.
Dalam upaya melukai dirinya sendiri, berpikir menyebut dirinya pikiran. Tetapi kata kata hanya mengecoh dirinya sendiri. Pemikiran yang mencari awal pikiran hanya menemukan pemikiran mencari pemikiran.
Dalam kandungan, pembentukan seorang bayi menyerahkannya kepada maut. Dalam pikiran, munculnya sebuah pemikiran yang menjamin berlalunya dia; pembentukan sebuah ide menyatakan bahwa dia keliru. Inilah pikiran yang tajam mengalahkan pikiran yang tajam.
Peganglah pikiran yang tajam secara kaku, maka selamanya dia akan sesat dalam pertempuran dengan dirinya sendiri.
Lenturkanlah pikiran, bebaskanlah dia dari dirinya sendiri dan tanpa berpikir ia akan mengenal dirinya sendiri.
Sumber : Ray Grigg, Tao Kehidupan.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/