Pengamatan Subyektif !

Semua orang pada awal mulanya memulai hidup dalam keadaan kecil, lemah dan inferior (baca : tahap bayi).

Untuk mengatasi hambatan fisik itulah melalui pengamatan subjektif, seseorang berjuang mengembangkan tujuan pribadi, rancangan hidupnya untuk menyempurnakan dirinya.

Menurut Adler, berkat inferiorita itulah seseorang berkompensasi untuk berjuang menjadikan dirinya superior. Namun sebaliknya ada pula yang menggunakan inferiorita sebagai legitimasi atas keterbatasannya. Misal : ada orang yang kurang secara fisik namun berprestasi di sekolahnya namun ada pula yang memanfaatkan kecacatannya untuk mendapatkan belas kasihan orang lain.

Pengamatan subyektif terpenting (namun kabur) yang tercipta pada awal kehidupan berupa tujuan final yang fiktif yang bertujuan menjadi superior atau sukses. Tujuan final yang fiktif tsb. bersifat subjektif artinya seseorang menetapkan tujuan tujuan yang diperjuangkan berdasarkan interpretasinya atas fakta bukan berdasarkan fakta itu sendiri.

Akibatnya kepribadian manusia tidak dibangun berdasarkan realita, melainkan tergantung pada keyakinan subyektifnya atas masa depannya. Tujuan final fiktif itulah yang membimbing gaya hidup manusia membentuk kepribadiannya yang unik.

Penting untuk difahami bahwa tujuan final fiksi tersebut merupakan ciptaan pribadi, rancangan hidup yang muncul secara subyektif, disini dan sekarang dan bukan merupakan rencana universal (takdir).

Sumber : Psikologi Kepribadian, Alwisol.

Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s