Satu satunya cara untuk menjaga niat baik dan penghargaan dari orang yang bekerja untuk Anda adalah bersifat apa adanya.
Setiap diri kita pada akhirnya mendapatkan pengakuan sebagaimana adanya kita-bukan menurut apa yang kita coba perlihatkan.
Tak seorangpun bisa menciptakan rasa saling percaya dalam sekejap. Langkah ini memerlukan waktu dan upaya. Dan ketulusan tak bisa dijalankan atau dimatikan seperti keran air.
Orang akan langsung curiga dengan motif motifnya manakiala si pemimpin tiba tiba melakukan upaya besar besaran untuk bermanis manis.
Motif yang tepat lebih penting ketimbang langkah yang tepat.
Pemimpin yang bersikap tulus tak perlu mengiklankan ketulusannya-lebih gampang melihat apa yang mereka jalankan, yang segera menjadi kebiasaan yang diketahui banyak orang.
Kebanyakan orang menginginkan hal yang sama dari pemimpinnya-kita menginginkan orang yang jujur, penuh kebenaran dan apa adanya, seseorang yang benar benar mengerti kemauan kita, seseorang yang bisa kita percaya.
Agar bisa tetap bertahan kita harus ambisius, tapi –sementara keinginan manusia untuk sukses merupakan hal yang tak bisa dipungkiri-sikap yang terpaku pada ambisi pribadi yang senantiasa membuat kita luka hati, frustasi dan gelisah tentang prospek masa depan kita selalu ada.
Bersikap ambisius terhadap perusahaan atau kelompok setidaknya merupakan jalan terbaik bagi pemimpin untuk memperlihatkan bakatnya.
Jika memungkinkan, inilah cara untuk mendapatkan hasil dan kemajuan yang lebih besar-bukan dengan menyerah pada ambisi pribadi dengan semua efek sampingannya, seperti permusuhan, politik kantor dan gerundelan internal.
Sumber : Prinsip Eureka, Colin Turner.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/