Penelitian paling mendetail tentang perubahan perubahan otak ini sedang dilakukan oleh National Center for Post Traumatic Stress Disorder.
Lembaga ini adalah jaringan kerja pusat pusat penelitian yang berpangkalan di rumah sakit Veterans’ Administration yang pasiennya adalah sejumlah besar veteran perang Vietnam dan perang perang lainnya yang menderita PTSD. Kebanyakan pengetahuan kita tentang PTSD berasal dari penelitian terhadap kaum veteran seperti ini. Tetapi, pemahaman pemahaman tersebut berlaku juga bagi anak anak yang menderita trauma emosional hebat seperti anak anak di Cleveland Elementary School itu (peristiwa penembakan yang dilakukan oleh Patrick Purdy pada tanggal 17 Februari 1989 di Cleveland Elementary School, di Stockton, California yang menewaskan lima orang anak dan dua puluh sembilan luka luka).
“Korban korban trauma yang dahsyat barangkali secara biologis tidak akan pernah seperti sediakala,” kata Dr. Dennis Charney kepada saya. (The New York Times, 12 Juni 1990). Charney seorang psikiater dari Yale, menjabat direktur ilmu saraf klinis di National Center. “Tidak jadi soal apakah trauma itu berupa ketakutan terus menerus dalam pertempuran, siksaaan atau penganiayaan berulang ulang pada masa kanak kanak atau sebuah pengalaman satu kali, seperti terjebak dalam badai atau hampir mati dalam kecelakaan mobil. Semua stres yang tidak dapat dikendalikan mempunyai pengaruh biologis yang sama.”
Kata kuncinya adalah tidak dapat dikendalikan. bila orang merasa ada hal yang dapat mereka lakukan dalam suatu keadaan bencana, ada kendali yang dapat mereka kuasai, betapapun kecilnya, secara emosional nasibnya akan jauh lebih baik daripada orang orang yang sama sekali tidak berdaya. Unsur ketidak berdayaanlah yang membuat suatu peristiwa tertentu secara subjektif bersifat melumpuhkan.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/