Pengamatan pengamatan yang dilakukan di rumah ketika bayi bayi kurang lebih berumur enam bulan menemukan bahwa ibu ibu yang penuh perlindungan, berusaha menenangkan bayi mereka dengan mengangkat dan mendekapnya ketika bayi itu rewel atau menangis dan melakukannya lebih lama daripada ibu ibu yang berusaha membantu bayi mereka belajar menguasai saat saat yang tidak menyenangkan itu.
Rasio berapa kali anak anak digendong ketika tenang dan ketika marah memperlihatkan bahwa ibu ibu yang suka melindungi, menggendong bayi mereka jauh lebih lama pada saat saat tidak enak daripada saat saat tenang.
Perbedaan lain muncul ketika anak anak itu kurang lebih berumur satu tahun; ibu ibu yang suka melindungi bersikap lebih lunak dan bersikap tidak langsung dalam menentukan batas bagi anak anak mereka ketika anak anak itu melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan kesulitan, misalnya mengulum benda yang dapat mereka telan. Sebaliknya, ibu ibu lain bersikap lebih empatik, menentukan batas yang tegas, memberi perintah langsung, menghalangi tindakan si anak, menuntut kepatuhan.
Mengapa ketegasan mengakibatkan berkurangnya rasa takut ? Kagan menduga bahwa ada sesuatu yang dipelajari saat seorang bayi terus menerus merangkak menuju benda yang kelihatan menarik baginya (tetapi bagi ibunya benda yang berbahaya) disela dengan peringatan si ibu, “Jangan pegang!” Bayi itu tiba tiba dipaksa menghadapi ketidak pastian ringan.
Pengulangan tantangan ini beratus ratus kali selama tahun tahun pertama kehidupan memberi bayi tersebut latihan terus menerus dalam dosis dosis kecil, untuk menghadapi hal yang tidak terduga dalam kehidupan. Bagi anak anak yang penakut, justru pola hubungan inilah yang harus dikuasainya dengan dosis yang dapat diatur tepat untuk mempelajari hal tersebut.
Apabila pola hubungan itu berlangsung dengan orang tua yang meskipun penuh kasih sayang, tidak bergegas mendekap dan menenangkan si anak setiap kali merasa terganggu, sianak lambat laun belajar menangani sendiri saat saat seperti itu.
Pada umur dua tahun, ketika anak anak yang dahulunya penuh rasa takut ini dibawa kembali ke laboratorium Kagan, mereka menjadi jauh berkurang kecenderungannya untuk menangis bila seorang asing mengernyitkan kening kepada mereka atau bila seorang peneliti memasang gelang tekanan darah ke sekeliling lengan mereka.
Kesimpulan Kagan : “Ibu ibu yang melindungi bayi mereka yang amat reaktif dari rasa frustasi dan cemas dengan harapan mendapatkan hasil yang baik, tampaknya akan memperkuat keragu raguan si bayi dan menghasilkan akibat yang bertolak belakang.”(Kagan).
Dengan kata lain, strategi perlindungan itu menjadi senjata makan tuan karena menghilangkan kesempatan bagi anak anak kecil yang ketakutan itu untuk belajar menenangkan diri menghadapi hal yang belum dikenalnya dan dengan demikian mendapatkan sedikit penguasaan atas rasa takut mereka.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/