Seperti yang dikatakan Kagan kepada saya, “Anak anak yang tidak begitu takut waktu masuk taman kanak kanak tampaknya mempunyai orang tua yang memberi tekanan halus kepada mereka agar menjadi lebih suka bergaul.
Meskipun sifat temperamen ini sedikit lebih sulit diubah daripada sifat sifat lainnya-barangkali karena dasar fisiologisnya-tak ada ciri manusiawi yang tidak dapat diubah.”
Selama masa kanak kanak, beberapa anak yang penakut akan tumbuh menjadi semakin berani bila pengalaman terus menerus mencetak jaringan sirkuit saraf utamanya. Salah satu tanda bahwa seorang anak yang penakut akan lebih mudah mengatasi hambatan alami ini adalah anak itu memiliki tingkat keterampilan bergaul yang lebih tinggi; bersikap mau bekerja sama dan bergaul dengan anak anak lain; berempati, bersedia memberi dan berbagi dan bertenggang rasa; serta mampu membina persahabatan yang akrab.
Ciri ciri ini menandai sekelompok anak yang sebelumnya diidentifikasi mempunyai temperamen penakut pada umur empat tahun, namun pada umur sepuluh tahun temperamen tersebut telah lenyap. (Jens Asendorpf).
Sebaliknya, anak anak usia empat tahun yang penakut, yang temperamennya sedikit berubah selama periode enam tahun itu, cenderung kurang terampil secara emosional; lebih mudah menangis dan kacau bila menghadapi stres; secara emosional kurang wajar; penakut, muram, atau merengek; menanggapi kekecewaan kecil secara berlebihan dengan amarah; sulit menunda pemuasan; terlampau peka terhadap kritik atau bersikap penuh curiga.
Kekurangan kekurangan emosional ini, tentu saja, berarti ada kecenderungan bahwa hubungan mereka dengan anak anak lain akan mengalami kesulitan, kecuali bila mereka mampu mengatasi keengganan awal mereka untuk terlibat.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/