Kovacs mengamati anak anak yang didiagnosis menderita depresi ketika mereka masih berusia 8 tahun, sambil menilai mereka setiap beberapa tahun sampai ada yang umurnya mencapai 24 tahun.
Anak anak penderita depresi berat mengalami serangan yang berlangsung rata rata kurang lebih 11 bulan, meskipun pada satu di antara enam orang anak serangan itu berlangsung sampai 18 bulan. Depresi ringan, yang sudah dimulai sejak usia lima tahun pada sejumlah anak, kurang begitu melumpuhkan, tetapi berlangsung jauh lebih lama-rata rata kurang lebih empat tahun.
Dan Kovacs menemukan, anak anak yang pernah mengalami depresi ringan itu lebih besar kemungkinannya untuk mengalami dengan bentuk yang lebih hebat sehingga menjadi depresi berat-disebut depresi ganda. Anak anak yang mengalami depresi ganda itu jauh lebih mudah mengalami serangan berulang ulang sewaktu usia mereka bertambah.
Sewaktu anak anak yang mengalami serangan depresi tumbuh menjadi remaja dan awal dewasa, mereka menderita depresi atau gangguan manik depresi, secara rata rata, satu tahun dalam tiga tahunnya.
Kerugian bagi anak anak bukan sekedar penderitaan yang disebabkan oleh depresi itu sendiri. Kata Kovacs kepada saya, “Anak anak mempelajari keterampilan sosial dalam hubungan hubungan dengan teman sebaya mereka-misalnya, apa yang harus dilakukan bila menghendaki sesuatu dan tidak memperolehnya, melihat bagaimana anak anak lain menangani situasi dan kemudian mencobanya sendiri.
Namun, anak yang mengalami depresi cenderung merupakan anak anak yang terabaikan di sekolah, anak yang tidak diajak bermain oleh anak lain (The New York Times, 11 Januari 1994).
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/
Anak yang mengalami depresi cenderung merupakan anak anak yang terabaikan di sekolah, anak yang tidak diajak bermain oleh anak lain.
Apa yang menyebabkan demikian pak ?
Depresi dapat sebagai salah satu cara seseorang menghukum dirinya karena tidak mampu berinteraksi dengan teman lainnya, sebaliknya jika dipaksakan, berpotensi menimbulkan kecemasan.