Saya merasa seakan akan lampu menyala saat kami melakukan hubungan seksual,” kata Carl.

“Saya dan istri saya memperhatikan saya secara cermat untuk melihat apakah saya mampu berhubungan seksual secara baik pada saat itu.”

Pekerjaan Carl, yang penuh stres telah menjadi sumber kecemasan dirinya selama beberapa bulan. Ia tidak mampu santai di rumah pada malam hari, ia seringkali mengalami tangan yang dingin dan jantung yang berdebar debar. Istrinya, Sondra, mengeluh bahwa suaminya terus menerus “mudah marah.”

“Saya tidak dapat melepaskan pikiran dari pekerjaan, walaupun di tempat tidur,” kata Carl. “Kemudian saya mulai mengalami masalah dengan ereksi. Saya tidak dapat mengalami ereksi dan tidak dapat mempertahankan ereksi. Ini telah terjadi selama beberapa minggu. Saya menjadi cemas tentang potensi seks saya seperti saya merasa cemas tentang prestasi saya dalam pekerjaan.”

Pada awalnya Sondra tidak menghubungkan masalah seks yang dialami Carl dengan masalah pekerjaannya, sebagian karena ia tidak mengetahui masalah masalah buruk yang dialami Carl di kantor. Carl memang bercerita, tetapi sedikit. Tidak mengejutkan Sondra memandang ketidakmampuan ereksi Carl sebagai tanda adanya gangguan dalam perkawinan. Sondra menjadi lebih menuntut.

“Saya merasa gagal di tempat tidur,” kata Carl. “Saya tidak dapat mendapatkan kegembiraan di tempat tidur lagi. Saya tidak dapat memuaskan istri saya. Saya merasa seakan akan kemampuan saya telah hilang.”

Saat Sondra mendesak Carl, Carl mengungkapkan semua ketakutan di kantor. Sejak itu Sondra mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi. Sondra menjadi lebih mendorong bukannya menimbulkan frustasi.

Sumber : Secrets of Better Sex, Joel D. Block, Ph.D., 1997.

Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/