Cara lain untuk mengaitkan pelajaran emosi ke dalam jaringan kehidupan sekolah yang sudah ada adalah melalui cara membantu para guru memikirkan kembali bagaimana mendisiplinkan murid yang berperilaku kurang baik.
Child Development Program ini mengandaikan bahwa momen momen semacam itu merupakan kesempatan baik untuk mengajarkan keterampilan yang tidak dimiliki oleh anak anak itu-mengendalikan dorongan hati, mengemukakan perasaan dan menyelesaikan perselisihan-dan bahwa ada cara yang lebih baik untuk mendisiplinkan anak selain dengan kekerasan.
Seorang guru yang melihat tiga orang murid kelas satu berdesak desakan agar dapat menjadi yang pertama dalam antrean makan siang dapat menyarankan agar mereka masing masing menebak sebuah angka dan membiarkan pemenangnya antre lebih dahulu.
Pelajaran yang diperoleh adalah bahwa ada cara yang adil dan tidak memihak untuk menyelesaikan sengketa kecil semacam itu, sementara makna pelajaran yang lebih dalam adalah sengketa itu dapat dirundingkan.
Dan karena cara tersebut adalah pendekatan yang dapat digunakan oleh anak anak tadi bila menemui pertengkaran serupa di lain waktu (“Aku duluan !”), bagaimanapun, ada penyakit yang mewabah di antara anak anak kecil-bila bukan disebagian besar kehidupan, dalam berbagai bentuknya), pendekatan tersebut mempunyai pesan yang lebih positif daripada ungkapan otoriter dan sering digunakan: “Ayo, diam !”
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/