Garis sejajar peneguhan pelajaran emosi-bukan cuma di ruang kelas, melainkan juga di tempat bermain; bukan cuma di sekolah, melainkan juga di rumah-sangatlah baik.
Tindakan itu meningkatkan kemungkinan bahwa apa yang telah dipelajari anak dalam pelajaran keterampilan emosional tidak akan tertinggal di sekolah, melainkan akan diuji, dipraktekkan dan di pertajam dalam tantangan kehidupan yang nyata.
Cara lain fokus ini membentuk kembali peran sekolah adalah dengan membangun budaya kampus yang membuat sekolah menjadi suatu “komunitas yang peduli”, tempat murid merasa dihargai, diperhatikan dan memiliki ikatan dengan teman sekelasnya, guru dan sekolah itu sendiri (Hawkin et al.).
Misalnya, sekolah di wilayah seperti New Haven, dimana citra keluarga merosot dengan kecepatan tinggi, menawarkan serangkaian program yang merekrut orang yang penuh perhatian di masyarakat itu untuk terlibat paling tidak dengan murid yang kehidupan keluarganya goyah.
Di sekolah sekolah New Haven, orang dewasa yang bertanggung jawab menyumbangkan jasanya sebagai pembina dan teman setia murid yang terperosok yang dalam menjalani kehidupan di rumahnya tak memiliki orang dewasa yang penuh perhatian dan cukup stabil.
Pendek kata, rancangan terbaik program keterampilan emosional adalah dimulai sejak dini, disesuaikan dengan usia, dilangsungkan sepanjang tahun ajaran dan dikaitkan dengan sekolah, rumah dan masyarakat.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/