Ketakutan terbesar dari seseorang yang kurang percaya diri adalah takut diejek terhadap kondisi subyektif dirinya.
Kondisi subyektif tersebut dapat berupa kondisi fisik seperti warna kulit, tubuh yang pendek, gemuk, kurus, rambut yang keriting, muka yang berjerawat dsb. ataupun kondisi non fisik seperti tingkat pendidikan, status sosial, keturunan, takut tulisannya diejek, takut argumentasinya ditertawakan dsb.
Idealnya, seseorang selalu berada dalam lingkungan yang kondusif, namun realitanya, lingkungan belum tentu selalu bereaksi sesuai dengan yang kita inginkan, misal orang tua atau guru yang terlalu kaku, pelit pujian, disiplin berlebihan, suka menghukum, saudara/teman main yang suka mengejek, pengasuh yang kasar dsb.
Akibatnya pembentukan konsep dirinya dapat terganggu dan berkembang menjadi ketidak puasan emosional dan sosial, padahal penerimaan positif (positive regard) lingkungan merupakan persyaratan penting dalam proses pembentukan rasa percaya diri seseorang, terutama pada periode emas, usia balita.
Itu sebabnya nasihat agar seorang untuk cuek terhadap lingkungan disekitarnya dan tampil penuh percaya diri menjadi “tidak bekerja”, karena rujukan emosi yang digunakan justru yang negatif.
Jadi bukan rasa tidak percaya diri yang harus dihilangkan, melainkan yang harus dicari adalah penyebab mengapa seseorang kehilangan rasa percaya diri atau dengan kata lain mengapa seseorang takut di ejek.
Ingin percaya diri? KLIK > https://servo.clinic/alamat/