DSM IV dan PPDGJ-III telah menyebutkan bahwa homoseksualitas tidak termasuk dalam klasifikasi gangguan atau masalah kejiwaan.
Jika klasifikasi tersebut benar, apakah berarti seseorang yang berorientasi heteroseksual termasuk dalam klasifikasi mengalami masalah kejiwaan ?
Ataukah DSM IV dan PPDGJ-III ingin mengatakan bahwa homoseksual merupakan kehendak Tuhan (takdir) sehingga tidak termasuk ke dalam klasifikasi gangguan atau masalah kejiwaan ?
Padahal berdasarkan pengalaman memberikan terapi masalah homoseksual, pernyataan DSM IV atau PPDGJ-III, hanya benar jika orientasi homoseksual seseorang telah sinkron dengan ego sintoniknya (baca : homoseksual telah diputuskan sebagai pilihan orientasi seksualnya).
Sebaliknya jika orientasi homoseksual seseorang bertentangan dengan ego sintoniknya (baca : masih dalam pergulatan menemukan jati-dirinya), maka ybs. masih tetap dapat kembali menjadi heteroseksual 100%.
Jadi jika ada statement yang mengatakan bahwa homoseksualitas adalah “takdir” Tuhan, kiranya hal tersebut layak dipertanyakan.
Lagipula jika homoseksual merupakan “takdir” Tuhan, lalu kenapa Tuhan hanya menciptakan dua bentuk alat kelamin, padahal menciptakan makhluk tanpa alat kelaminpun Tuhan mampu ?
Ingin menjadi heteroseksual ? KLIK > https://atomic-temporary-10061447.wpcomstaging.com/kesaksian/