Era metaverse semakin dekat diambang mata kita semua. Metaverse adalah suatu teknologi Augmented Reality (AR) yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya secara virtual.
Banyak pakar kesehatan mental dan psikolog menghawatirkan efek buruk dari metaverse terutama bagi anak anak dan remaja yang mana mereka masih dalam proses pencarian jati-diri, sementara mekanisme kerja metaverse yang semakin lama semakin canggih dalam menembus area berpikir kritis manusia, berpotensi meningkatkan resiko penyalah-gunaan tehnologi dan kecanduan kronis.
Hal ini jadi mengingatkan kami kepada seorang klien remaja kelas 3 smp yang datang bersama kedua orang tuanya dengan keluhan kecanduan game kronis, padahal saat itu masih di era game console generasi ketujuh seperti Wii, PS3, dan Xbox360 sekitar tahun 2006.
Yang sangat mengkhawatirkan dan sempat membuat orang tuanya panik, ybs. sudah tidak bisa lagi membedakan antara dunia nyata dengan dunia imajinasi sehingga kehilangan orientasi ruang dan waktu.
Tidak jarang ybs. harus berhenti selama beberapa menit (baca: hang) guna memastikan dirinya tidak berada para zona ruang dan waktu yang salah, perlu memastikan bahwa mobil yang ditumpangi benar benar milik orang tuanya, perlu memastikan tidak adanya bom terpasang, bahkan posisi kacamata yang tidak boleh berubah.
Itu sebabnya kita sudah bisa membayangkan kira kira dampak buruk separah apa yang dapat terjadi pada anak anak dan remaja kita di era metaverse akan datang, khususnya terkait dengan kualitas tehnologi game.
Ingin bebas dari kecanduan game? KLIK > https://servo.clinic/alamat/