Tono kembali harus menelan kekecewaan buat yang kedua kalinya, karena tidak jadi diikutkan pada pelatihan Auditor di Malaysia. Padahal sebagai orang yang lebih senior di departemen tersebut, Tono merasa lebih berhak untuk disertakan pada pelatihan tersebut. Apalagi selama ini Tono telah menunjukkan semangat kerja yang rajin dan penuh dedikasi.

Hal tersebut membuat semangat Tono menjadi mengendur dan mulai berpikir, untuk apa bekerja rajin rajin, jika perusahaan tidak dapat menghargai dedikasi karyawannya. Pemberontakan terselubungpun mulai dilakukan, dengan seringnya menunda nunda pekerjaan ataupun bermain game saat bos sedang keluar kantor. Dan yang lebih parah, mulai memprovokasi rekan kerja lainnya untuk bekerja seenaknya.

Kegagalan sebuah perusahaan memberangkatkan karyawannya mengikuti pelatihan, dengan pilihan karyawan untuk bekerja seadanya adalah dua hal yang berbeda.

Kegagalan perusahaan tersebut merupakan kegagalan sistem perusahaan dalam hal “realisasi” rencana pelatihan dan itu dapat mempengaruhi rencana perusahaan berikutnya.

Sedang perubahan “sikap” dan “perilaku” kerja karyawan adalah kegagalan individu tersebut dalam merancang karir pribadinya. Mengapa demikian ?

Karena ybs. menyerahkan rancangan karir pribadinya kepada kebijakan perusahaan. Kegagalan perusahaan memberangkatkan karyawannya mengikuti pelatihan, seharusnya memberi indikasi, bahwa ybs. sedang bekerja di perusahaan yang tidak sehat (baca : sistem amburadul).

Jadi tidak seharusnya yang bersangkutan malah merusak “konsep diri” yang semula bagus yaitu bekerja rajin untukkepentingan diri sendiri (meningkatkan kompetensi diri). Dengan “konsep diri” yang semakin rusak maka kompetensi dirinya semakin lama akan semakin buruk dan akhirnya memang benar, tidak ada satu perusahaan pun yang akan menggunakan dirinya.

Jadi, jangan pernah menyerahkan rancangan karir Anda kepada perusahaan, tetapi Anda sendirilah perancangnya !

Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/