Sewaktu memasuki sebuah restoran cepat saji, kami disambut oleh “teriakan” pramusaji :”Selamat Malam, Pak. Apa yang dapat saya bantu ?”
Secara prosedur, tidak ada yang salah dengan sapaan tadi, akan tetapi sebagai konsumen saya merasa terganggu dengan volume suaranya yang sangat keras dan terkesan “tidak sopan”.
Tentu saja tujuan penyambutan menjadi “tidak tercapai” dan kontraproduktif. Mengapa hal tersebut dapat terjadi ?
Hal tersebut disebabkan oleh ketidak mampuan pramusaji menterjemahkan maksud dan tujuan mengapa sapaan dilakukan, sehingga pelaksanaan sapaan hanya sebatas memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Disinilah kecerdasan emosional (EQ) karyawan menjadi sangat menentukan.
Bisa jadi senyuman tulus dan bahasa tubuh siap menolong jauh lebih berarti dan membuat “pesan” kepedulian sampai dipersepsi pelanggan.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/