Apa yang membedakan “penjual” sejati dengan penjual pecundang ?
Penjual sejati “yakin” bahwa dirinya mampu menjual sedang penjual pecundang terus bertanya apakah dirinya seorang penjual.
Penjual sejati menjadikan target penjualan hanya sebagai alat untuk lebih “mengenal” kapasitas dirinya, sedang penjual pecundang menjadikan target sebagai penjara ketakutan bagi dirinya.
Penjual sejati menjadikan target sebagai tantangan yang diinginkan sedang penjual pecundang menjadikan target sebagai “penyakit” yang harus dihindari.
Penjual sejati mempersepsikan penolakan sebagai penggunaan cara yang salah dalam menjual sedang penjual pecundang melihat penolakan sebagai akhir dari segalanya.
Penjual sejati berfokus pada berapa banyak lagi potensi dirinya yang dapat di aktifkan dan resiko yang dapat dikendalikan sedang penjual pecundang berfokus pada kekurangan diri dan “penderitaan” yang harus ditanggungnya.
Penjual sejati menjadikan sabar sebagai citra dirinya sementara penjual pecundang menjadikan kesedihan sebagai teman sejatinya.
Penjual sejati mengendalikan dan mengembangkan apa apa yang berada dalam zona kendalinya sedang penjual pecundang berharap alam semesta memahami kesulitan menjual dirinya.
Penjual sejati hanya menggunakan perasaan untuk mensyukuri keberhasilan dirinya sedang penjual pecundang menggunakan emosinya untuk menangisi kegagalannya.
Penjual sejati menggunakan penalaran dirinya untuk menemukan cara menjual yang lebih baik sedang penjual pecundang menggunakan penalaran hanya untuk mencari alasan yang dapat memaafkan dirinya.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/