Anoreksia Nervosa adalah gangguan makan yang ditandai oleh penolakan makanan yang mengakibatkan berat badan berkurang sampai ke tingkat yang membahayakan.
Para penderita anoreksia sedemikian suksesnya dalam mengurangi berat badannya hingga membahayakan keselamatan jiwanya.
Baik anoreksia maupun bulimia ditandai oleh katakutan yang tidak wajar terhadap kemungkinan mengalami kenaikan berat badan dan kehilangan kemampuan mengontrol makan.
Perbedaan utama tampaknya adalah apakah orang itu berhasil menurunkan berat badannya. Para penderita anoreksia bangga akan diet dan kontrol ekstra keras yang dilakukannya. Penderita bulimia malu akan masalah itu sendiri maupun kemampuan kontrolnya yang kurang (Brownell dan Fairburn, 1995).
Ciri ciri Anoreksia Nervosa menurut DSM-IV-TR meliputi :
- Tidak mau mempertahankan berat badan pada level normal atau sedikit di atas normal
- Ketakutan intens bahwa berat badan akan naik
- Evaluasi yang tidak pas terhadap berat berat badan atau bentuk tubuhnya sendiri atau mengingkari keseriusan berat tubuhnya yang saat ini sangat kurang
- Amenorrhea (tidak mengalami menstruasi).
Anoreksia nervosa kurang banyak dijumpai dibanding bulimia, tetapi ada banyak tumpang tindih di antara keduanya. Sebagai contoh, banyak penderita bulimia memiliki riwayat anoreksia : artinya, mereka pernah berpuasa untuk mengurangi berat badannya sampai di bawah tingkat yang diinginkan (Fairburn, Welch, Doli, Davies dan O Connor, 1997; Mitchell dan Pyle, 1988).
Meskipun berkurangnya berat badan adalah ciri yang paling jelas terlihat pada anoreksia nervosa, tetapi sesungguhnya hal itu bukan inti gangguannya. Banyak orang kehilangan berat badan akibat kondisi medis tertentu, tetapi penderita anoreksia memiliki ketakutan yang intens terhadap obesitas dan berusaha keras untuk menjadi kurus (Bruch, 1986; Garfinkel dan Garner, 1982; Hsu, 1990; Sclundt dan Johnson, 1990; Stice, Cameron, Killen, Hayward dan Taylor, 1999).
Gangguan ini paling sering muncul pada remaja yang memang kegemukan atau mempersepsi bahwa dirinya terlalu gemuk. Ia lalu mulai berdiet keras, yang terus bereskalasi sampai ke titik di mana ia terjebak secara obsesif untuk menjadi kurus.
Olah raga berat, yang nyaris seperti menghukum diri sendiri, juga lazim dilakukan. Berkurangnya berat badan secara dramatis diperoleh dengan membatasi asupan kalori atau kombinasi antara membatasi asupan kalori dan purging (penyingkiran).
Seorang penderita anoreksia tidak pernah puas dengan penurunan berat badannya. Berat badan yang tetap antara hari ini dan keesokan harinya atau setiap penambahan berat badan dapat mengakibatkan kepanikan, kecemasan dan depresi yang intens. Hanya berat badan yang terjadi setiap hari sampai jangka waktu berminggu minggu yang cukup memuaskannya.
Kriteria kunci lain untuk anoreksia adalah gangguan yang nyata pada citra tubuhnya. Ketika memandangi tubuhnya di cermin, seseorang melihat sosok yang sangat berbeda dengan apa yang dilihat oleh orang lain. Orang lain melihatnya sebagai gadis yang kurus kering dan lemah, seperti seorang penderita kelaparan, sedang yang bersangkutan melihatnya sebagai gadis yang perlu mengurangi bagian tertentu tubuhnya, paling tidak beberapa pon.
Biasanya mereka pintar memilih ucapan yang ingin di dengar orang lain. Mereka mungkin mengatakan setuju bahwa berat badannya memang kurang dan perlu menambah beberapa pon, tetapi sesungguhnya mereka tidak mempercayainya. Tanyakan lebih jauh dan mereka pasti akan mengatakan bahwa sosok gadis di cermin itu gemuk.
Untuk alasan inilah para penderita anoreksia jarang mencari bantuan atas kemauannya sendiri. Biasanya, tekanan dari keluargalah yang mendasari kunjungan pertama mereka ke klinik.
Mungkin untuk menunjukkan bahwa dirinya mampu mengontrol makanannya, sebagian penderita anoreksia menunjukkan minat yang besar pada masak memasak dan makanan. Sebagian menjadi juru masak yang handal, yang menyiapkan makanan untuk seluruh keluarganya. Sebagian lainnya menimbun makanan di kamarnya dan memandanginya dari waktu ke waktu.
Salah satu komplikasi medis yang biasa terjadi pada anoreksia nervosa adalah terhentinya menstruasi (amenorrhea), yang juga cukup sering terjadi pada bulimia (Crow, Thuras, Keel dan Mischell, 2002).
Tanda tanda dan gejala gejala medis anoreksia lainnya termasuk kulit kering, rambut dan kuku yang rapuh dan sensitivitas atau intoleransi terhadap dingin. Selain itu relatif sering terjadi lanugo yaitu anggota badan (lengan dan tungkai) dan pipi yang tertutup oleh bulu bulu halus. Masalah masalah kardiovaskuler seperti tekanan darah dan detak jantung yang rendah secara kronis, juga dapat terjadi.
Seperti halnya bulimia nervosa, gangguan kecemasan dan gangguan suasana perasaan sering muncul pada penderita anoreksia (Agra, 2001; Kaye dan kawan kawan, 1993; Vitiello dan Lederhendler, 2000). Menariknya, salah satu gangguan kecemasan yang tampaknya sering muncul bersama anoreksia adalah gangguan obsesif kompulsif (OCD).
Pada anoreksia, pikiran pikiran tidak menyenangkan itu difokuskan pada penambahan berat badan dan orang yang bersangkutan terlibat berbagai macam perilaku, yang sebagian bersifat ritualistik, untuk membuat dirinya terlepas dari pikiiran pikiran itu.
Penyalahgunaan substansi juga biasa dijumpai pada penderita anoreksia nervosa (Keel dan kawan kawan, 2003; Wilson, 1993) dan merupakan prediktor yang kuat untuk mortalitas terutama bunuh diri.
Sumber : V. Mark Durand & David H. Barlow, Psikologi Abnormal, 2006.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/
Penjelasan bahwa anoreksia hanya berupa penolakan makan rasanya kurang tepat. Anoreksia juga terdapat dua jenis yang salah satunya adalah makan berlebihan disertai dengan pengurasan setelahnya (berdasarkan DSM-IV-TR) –> harusnya ada di penjelasan ciri pertama yang Anda sebutkan.
Sesuai dengan judul, artikel di atas memang dimaksudkan lebih fokus membahas “salah satu” gangguan makan yaitu Anoreksia Nervosa, sedang subjek yang Anda maksudkan yaitu gangguan makan berlebih yang disertai dengan pengurasan atau biasa disebut Bulimia di bahas pada artikel lain. Lihat artikel berikut : Bulimia Nervosa.