Sadisme Seksual adalah gangguan dan penyimpangan seksual dimana rangsangan seksualnya berhubungan dengan menyakiti atau menghina.
Masokhisme Seksual adalah gangguan dan penyimpangan seksual dimana rangsangan seksualnya berhubungan dengan mengalami kesakitan atau dihina.
Ciri ciri Sadisme Seksual dan Masokhisme Seksual menurut DSM-IV-TR :
Ciri ciri Sadisme Seksual meliputi :
- Selama paling tidak 6 bulan, fantasi, dorongan dan perilaku yang merangsang secara seksual yang melibatkan tindakan dimana penderitaan orang lain menimbulkan rangsangan seksual yang muncul berulang kali dan secara intens.
- Orang mewujudkan dorongan, fantasi dan perilaku seksualnya itu terhadap orang yang tidak menyetujui tindakannya, sehingga mengakibatkan distres atau hambatan yang signifikan
Ciri ciri Masokhisme Seksual meliputi :
- Selama paling tidak 6 bulan, fantasi, dorongan dan perilaku yang merangsang secara seksual yang melibatkan tindakan membiarkan dirinya dihina, dipukuli, diikat atau dibuat menderita yang muncul berulang kali dan secara intens.
- Dorongan, fantasi dan perilaku seksualnya itu mengakibatkan distres atau hambatan yang signifikan.
Contoh kasus, untuk memaksimalkan kenikmatan seksual selama berhubungan badan dengan pasangan, seseorang memaksa pasangannya untuk mengenakan collar (ban leher seperti yang biasa dipakaikan pada kuda atau anjing) dan leash (pengikat binatang), mengikatkannya ditempat tidur dan memborgolnya.
Mungkin suatu hal yang paradoksal bahwa seseorang harus menyakiti atau disakiti agar dapat terangsang secara seksual, tetapi kasus kasus semacam ini bukan tidak biasa ditemui.
Pada banyak kesempatan, perilaku tersebut mungkin ringan dan tidak menyakitkan, tetapi pada kesempatan lain bisa menjadi berbahaya dan mahal.
Bukan kasus yang aneh bila seseorang memperlihatkan tiga pola rangsangan yang menyimpang masokhisme seksual, sadisme seksual dan fetisisme transvestik.
Bagaimana dengan perkosaan sadistik ? Tindakan ini tidak diklasifikasikan sebagai gangguan dan penyimpangan seksual (parafilia) karena kebanyakan kasus perkosaan lebih cocok untuk dikategorikan sebagai tindakan penyerangan oleh laki laki (atau, meskipun jarang, oleh perempuan) yang pola seksualnya sendiri tidak parafilik.
Sebaliknya, banyak pemerkosa memenuhi kriteria gangguan kepribadian antisosial dan mungkin terlibat pada berbagai tindakan antisosial dan agresif.
Sumber : V. Mark Durand & David H. Barlow, Psikologi Abnormal, 2006.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/