Tony, 52 tahun, adalah seorang laki laki menikah yang bekerja sebagai tukang reparasi televisi.
Ia datang ke klinik dalam keadaan depresi. Kira kira sejak 10 tahun yang lalu ia mulai melakukan aktifitas seksual dengan anak perempuannya yang berumur 12 tahun. Ciuman ringan dan beberapa elusan secara gradual bereskalasi menjadi petting dan akhirnya masturbasi mutualistis.
Ketika putrinya berumur 16 tahun, istrinya memergokinya, ketika ia sedang melakukan hubungan inses. Ia hidup berpisah dengan suaminya dan akhirnya menceraikannya dengan membawa serta putrinya.
Tidak lama setelah bercerai Tony menikah lagi. Tidak lama sebelum kunjungan pertamanya ke klinik kami, Tony mengunjungi putrinya yang saat itu telah berumur 22 tahun, yang tinggal sendiri di kota lain. Mereka tidak bertemu selama 5 tahun. Kunjungan keduanya yang dilakukan tidak lama setelah kunjungan pertamanya, membuat perilaku insesnya terulang kembali.
Pada titik ini, Tony menjadi sangat depresi dan menceritakan semuanya kepada istri barunya. Istri barunya ini mengontak klinik kami dengan kerja sama penuh dari Tony.
Putrinya mencari penanganan di kotanya sendiri.
*Incest : Ketertarikan seksual yang menyimpang yang diarahkan pada anggota keluarganya sendiri; sering kali berupa ketertarikan ayah terhadap puterinya yang mulai matang secara fisik.
Sumber : V. Mark Durand & David H. Barlow, Psikologi Abnormal, 2006.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/
Menrutku banyak manusia yg terjangkit ketertarikan pada kluarga sndri dan hal itu sangat wajar, hanya ada sebagian yang lebih mampu untuk mengendalikan diri.
Secara fisik, ketertarikan pada lawan jenis dapat terjadi tanpa memandang usia, hubungan darah, status sosial dsb.
Namun hal tersebut dapat ditekan oleh adanya sanksi moral/sosial, hukum agama, ataupun hukum positif yang berlaku.
Apalagi secara medis hal tersebut berpotensi meningkatkan resiko cacat bawaan pada janin.