Jane dibesarkan oleh seorang ibu yang alkoholik, memiliki gangguan kepribadian ambang dan sering menganiayanya secara verbal maupun fisik.
Sebagai anak, ia berusaha memahami perlakuan abusif ibunya dengan meyakinkan dirinya sendiri bahwa dirinya pasti orang yang secara intrinsik tidak berharga sehingga pantas diperlakukan dengan begitu buruk.
Sebagai orang dewasa di usia akhir 20-an, Jane masih tetap mengira bahwa dirinya akan ditolak bila orang orang menemukan bahwa dirinya sama sekali tidak berharga dan buruk.
Jane sangat kritis terhadap dirinya sendiri dan memprediksi bahwa ia tidak akan dapat diterima dimanapun. Ia berpikir bahwa orang orang tidak akan menyukainya, bahwa mereka akan melihatnya sebagai pecundang dan bahwa ia tidak bisa mengatakan apa apa.
Ia menjadi gusar ketika mempersepsikan bahwa seseorang bereaksi negatif atau sekadar netral sekalipun dalam pertemuan yang mungkin sangat singkat dengannya. Bila penjaja koran tidak tersenyum kepadanya atau wiraniaga bersikap sedikit kasar kepadanya, Jane secara otomatis berpikir bahwa hal itu karena dirinya tidak berharga atau tidak pantas disukai. Lalu ia merasa sangat sedih.
Pun bila menerima umpan balik positif dari seorang teman, ia mengabaikannya. Akibatnya, Jane hanya memiliki sedikit teman dan tentu saja tidak ada yang dapat dianggap sebagai teman akrab.
Sumber : V. Mark Durand & David H. Barlow, Psikologi Abnormal, 2006.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/