Seorang komposer melukiskan saat saat pekerjaannya paling baik :
Berada dalam suatu keadaan ekstase sampai di suatu titik dimana Anda merasa seolah olah Anda hampir hampir tidak nyata. Saya pernah mengalami hal ini berulang kali. Seakan akan tangan saya bukan lagi milik saya dan saya serasa tidak terlibat apa apa.
Saya hanya duduk mematung seraya menonton dalam keadaan takjub dan kagum. Gubahan itu seolah olah mengalir dengan sendirinya (Mihaly Csikszentmihalyi).
Deskirpsinya itu betul betul mirip dengan deskripsi yang diungkapkan oleh ratusan pria dan wanita dari beragam latar belakang-pendaki gunung, juara catur, ahli bedah, pemain bola basket, insinyur, manajer, bahkan juru tulis-ketika mereka menceritakan saat mereka “melampaui” diri sendiri sewaktu melakukan kegiatan yang amat disukainya.
Keadaan yang mereka lukiskan itu disebut flow-hanyut-oleh Mihaly Csikszentmihalyi, ahli psikologi dari University of Chicago yang telah mengumpulkan kisah kisah puncak kinerja semacam itu selama penelitiannya yang memakan waktu dua puluh tahun.
Para atlet menyebut keadaan yang “menyihir” ini sebagai “zona”, ketika keunggulan dapat dicapai tanpa kerja keras, penonton dan pesaing lenyap ke dalam pusaran kenikmatan yang terus menerus pada momen itu.
Diane Roffe-Steinrotter yang memenangkan medali emas untuk ski dalam Olimpiade Musim Dingin tahun 1994, berkata setelah ia menyelesaikan gilirannya pada lomba ski yang detailnya tak lagi dapat diingatnya kecuali hanyutnya dalam rasa santai :”Saya merasa seperti air terjun.” (Newsweek, 28 Februari 1994).
Dalam flow, emosi tidak hanya ditampung dan disalurkan, tetapi juga bersifat mendukung, memberi tenaga dan selaras dengan tugas yang sedang dihadapi.
Flow merupakan pengalaman yang ketika itu terjadi orang serasa di awang awang: ciri khas flow adalah perasaan kebahagiaan spontan, bahkan keterpesonaan. Flow adalah keadaan ketika seseorang sepenuhnya terserap ke dalam apa yang sedang dikerjakannya, perhatiannya hanya terfokus ke pekerjaan itu, kesadaran menyatu dengan tindakan.
Flow adalah keadaan lupa keadaan sekitar, lawan dari lamunan dan kekhawatiran: bukannya tenggelam dalam kesibukan yang tak tentu arah. Orang yang sedang flow begitu terseretnya dalam tugas yang sedang dihadapi sehingga mereka kehilangan semua kesadaran diri, mengabaikan persoalan remeh temeh keseharian-kesehatan, tagihan bahkan upaya keberhasilan.
Dalam artian ini, momen flow tidak lagi bermuatan ego. Anehnya orang yang sedang berada dalam keadaan flow menampilkan penguasaan hebat terhadap apa yang sedang mereka kerjakan, respons mereka dengan sempurna senada dengan tuntutan yang selalu berubah dalam tugas itu.
Dan, meskipun orang menampilkan puncak kinerja saat sedang flow, mereka tidak lagi peduli pada bagaimana mereka bekerja, pada pikiran sukses atau gagal-kenikmatan tindakan itu sendiri yang memotivasi mereka.
Sumber : Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/