Kenangan pahit dimunculkan dalam pikiran secara sengaja sebagai bagian dari studi tentang amarah pada pasien pasien penyakit jantung di Stanford University Medical School.
Semua pasien dalam studi tersebut, seperti halnya pria yang kecewa telah mengalami serangan jantung pertama dan pertanyaannya adalah apakah amarah mempunyai pengaruh signifikan tertentu pada fungsi jantung ?
Efek amarah ini betul betul mengejutkan : ketika pasien pasien itu mengisahkan kembali peristiwa yang membuat mereka marah, efisiensi pemompaan jantung menurun 5 persen (Gail Ironson et al.). Beberapa pasien memperlihatkan penurunan efisiensi pemompaan sebanyak 7 persen atau lebih-rentang yang dianggap ahli kardiologi sebagai tanda iskimia miokardial, laju penurunan aliran darah yang membahayakan jantung.
Merosotnya efisiensi pemompaan itu tidak tampak untuk perasaan menyedihkan lainnya, misalnya cemas atau selama pengerahan fisik; amarah tampaknya merupakan satu satunya emosi yang paling merusak jantung.
Sewaktu mengenang peristiwa yang menjengkelkan, para pasien berkata bahwa kemarahan mereka hanya setengah dari amarah ketika peristiwa tersebut terjadi, ini menyiratkan bahwa hambatan pada jantung mereka pasti jauh lebih hebat ketika amarah yang sesungguhnya terjadi.
Temuan ini merupakan bagian dari jaringan petunjuk yang lebih besar yang muncul dari lusinan studi yang meneliti kekuatan amarah yang merusak jantung. Gagasan lama yang sudah tidak berlaku menyatakan bahwa kepribadian tipe A yang suka terburu buru dan mengalami tekanan berat beresiko besar menderita penyakit jantung, tetapi dari teori yang gagal itu muncul temuan baru : permusuhanlah yang membuat orang mempunyai resiko tersebut.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/