Berikut adalah tragedi keluarga kecil kecilan.
Carl dan Ann sedang mengajari Leslie, putri mereka yang baru berusia lima tahun, cara memainkan video game baru. Tetapi sewaktu Leslie mulai bermain, usaha orangtuanya yang terlalu bersemangat untuk “menolong” putrinya membuat si kecil terganggu. Perintah perintah yang saling bertentangan terlontar ke mana mana.
“Kanan, kanan-stop. Stop. Stop !” Ann, si ibu, mendesak, suaranya semakin keras dan semakin gugup, sementara Leslie, seraya mengatupkan bibir dan menatap dengan mata terbelalak lebar ke layar video, berusaha mengikuti petunjuk petunjuk itu.
“Lihat, kamu tidak lurus…. belok ke kiri ! Kiri !” Carl ayah gadis itu menyelak memberi perintah.
Sementara itu Ann, dengan mata menatap ke atas karena kecewa berteriak mengatasi suara suaminya, “Stop ! Stop!”
Leslie, karena tidak mampu menyenangkan baik ayah maupun ibunya, menggerak gerakkan rahangnya karena tegang dan mengedip ngedipkan matanya yang penuh air mata.
Orangtuanya mulai bertengkar, tak mengacuhkan air mata Leslie. “Dia kurang sering memencet sticknya !” kata Ann kepada Carl dengan putus asa.
Sewaktu air mata Leslie mulai mengalir di pipinya, tak satupun orang tuanya mengambil langkah yang memperlihatkan bahwa mereka memperhatikan atau peduli. Sewaktu Leslie menaikkan tangan untuk mengusap air matanya, ayahnya membentak, “Oke, pegang lagi sticknya …. kamu harus siap menembak. Oke, pegang !” Dan ibunya berteriak, “Nah, gerakkan sedikit saja !”
Tetapi kali ini Leslie terisak isak pelan, menghadapi penderitaannya sendirian.
Pada kejadian seperti ini, anak mendapatkan pelajaran yang sangat mendalam. Bagi Leslie, salah satu kesimpulan dari perbantahan yang menyakitkan ini barangkali adalah bahwa tak satupun diantara kedua orangtuanya atau siapapun dalam hal ini memperhatikan perasaannya (Beverly Wilson dan John Gortman).
Jika sering sekali terulang selama masa kanak kanak, kejadian serupa itu akan menimbulkan sejumlah pesan emosional paling mendasar seumur hidup-pelajaran yang dapat menentukan arah kehidupan.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/