Penguasaan seni menghibur diri sendiri memerlukan waktu bertahun tahun dan dengan menggunakan sarana sarana baru, sejalan dengan semakin matangnya otak yang menawarkan peralatan emosi yang semakin canggih kepada anak.
Ingatlah, lobus frontal yang sangat penting untuk mengatur dorongan limbik, matang dalam masa remaja (M.E. Phelps et al.). Sirkuit penting lain yang terus membentuk dirinya sendiri sepanjang masa kanak kanak berpusat pada saraf vagus, yang salah satu ujungnya mengatur jantung serta bagian tubuh lain dan ujung lainnya mengirimkan sinyal sinyal dari adrenal ke amigdala, sehingga membuatnya mengeluarkan katekolamin, yang menimbulkan respons bertempur atau kabur.
Sebuah tim dari University of Washington yang menilai dampak perlakuan dalam membesarkan anak telah menemukan bahwa pengasuhan anak yang secara emosional terampil menyebabkan perubahan fungsi saraf vagus yang lebih baik.
Seperti yang dijelaskan oleh John Gottman, ahli psikologi yang memimpin penelitian itu, “Orang tua memodifikasi nada vagus anak anak mereka”-penilaian yang menyatakan betapa mudahnya vagus tergugah-” dengan cara melatih mereka dalam hal emosi: berbicara dengan anak anak tentang perasaan mereka dan bagaimana memahami perasaan itu, tidak dengan nada mengkritik dan menghakimi, memecahkan masalah yang menyangkut peristiwa emosional, mengarahkan mereka mengenai apa yang perlu dilakukan, misalnya alternatif lain dari memukul atau menarik diri, bila sedih.”
Bila orangtua melakukan hal ini dengan baik, anak anak menjadi lebih terampil meredam kegiatan vagus yang membuat amigdala terus menerus menyiagakan tubuh dengan hormon hormon bertempur atau kabur-dan dengan demikian berperilaku lebih baik.
Sumber : Kecerdasan Emosional, Daniel Goleman, 1996.
Ingin cepat berubah? KLIK > https://servo.clinic/alamat/